Beberapa hari yang lalu, gue having convo dengan teman gue di WhatsApp. Awalnya ngobrolin perihal komik Solo Leveling, yang isinya bercerita tentang manusia biasa yang berubah menjadi pemburu monster akibat portal waktu yang muncul tiba-tiba dan menghubungkan dunia nyata dengan dunia sihir dan monsters. Salah satu pemburu (tokoh utama) dikategorikan sebagai yang terlemah dan masuk ke dalam portal yang juga dianggap berisi monster-monster paling lemah. Namun tanpa disadari, portal itu ternyata adalah yang paling mematikan. Tokoh utama ini berperang melawan monster hingga hanya dia satu-satunya pemburu yang tersisa, dan membuat kekuatannya naik level menjadi yang paling hebat—dan berakhir menjadi pemburu paling mematikan di dunia.
Kemudian, singkat cerita teman gue bertanya, "seandainya diberi kekuatan kayak gitu, kekuatan apa yang ingin kamu miliki?"
Dengan polosnya gue menjawab, "aku pingin bisa keliling dunia dalam waktu sepersekian detik dan nggak kelihatan siapapun alias invisible. Aku pingin datengin rumah artis ternama satu persatu dan lihat kesehariannya kayak gimana."
Then he burst out laughing. Kira-kira lengkapnya begini kutipan convo kami:
He said, "what a simple dream to wish for🤣".
"Well, i thought it isn't as simple as that😅."
"If you have that kind of power, other people may have imagined going to places no one else could. While your dream is so simple, omg😆."
"I think it would be funny if i could sneak into a famous artist's house, then see how they really are, playing there, swimming and take a nap at their big mansion all day."
Kok kedengarannya menyeramkan, ya? Hahaha. But no no, gue nggak bermaksud ingin jadi stalker paparazzi yang menguntit mereka demi mendapatkan keuntungan. I don't wanna take anything for granted. Gue hanya penasaran gimana personality mereka in real life, seperti apa isi rumah mereka, dan ingin main-main disana. Sesederhana itu😅.
"Yeah, but if people have such powers, usually they already have a desire related to the world, whether they want to rule the world, change the world, etc."
Jujur, gue nggak ada sama sekali pikiran kesana. Menurut gue, apa yang terjadi di dunia ini, dari skala kecil sampai besar semua memang sudah garis ceritanya seperti itu. Gue nggak mau mengubah dunia, karena gue nggak punya kekuatan seperti itu, dan gue bukan orang jahat yang selalu bersembunyi di balik nama besar dan kepentingan banyak orang. Lebih sederhananya lagi, gue nggak mau berurusan dengan "manusia-manusia" ini. Bahkan mungkin, kalau gue nggak mengenal Tuhan, tindakan terjauh yang ingin gue lakukan adalah menghilangkan setengah populasi di bumi ini, seperti Thanos. Bumi ini udah terlalu runyam dan sesak karena ulah manusia. *Sorry friends, i agree with Thanos in this case. Dan seperti halnya kemunculan Covid-19 yang dianggap sebagai salah satu cara elite global untuk memusnahkan beberapa populasi, menurut penikmat teori konspirasi. Yikes!
Tapi gue bukan titan, bukan pula makhluk planet lain, gue manusia yang sangat kecil jika dilihat dari ketinggian, gue juga masih punya pedoman hidup. So the only thing i can do is to find my own happiness.
Selama ini gue nggak sadar bahwa mimpi gue yang absurd dan konyol ini ternyata datang dari hal-hal yang kecil dan sepele. Gue suka ngikutin berita artis-artis internasional favorit gue, gue suka nonton film, TV series/drakor, variety-reality show, gue juga suka dengerin musik genre apapun yang enak di telinga gue. Pokoknya, gue adalah salah satu produk era millenials yang pertumbuhannya nggak lepas dari dunia entertainment—kebanyakan nonton TV waktu kecil. Diam-diam gue suka curious dengan background mereka dan kehidupannya di balik layar. Seandainya gue bisa bertemu dengan mereka secara langsung, mungkin pertanyaan ini yang akan muncul di kepala gue: what did you do for living and how did you overcome all of it to get to where you are today? Sebab gue selalu senang belajar dari orang-orang hebat—nggak mesti yang terkenal, terlebih dari mereka yang datang dari keluarga underprivileged. Memberi gue motivasi dan semangat, bahwa paling tidak, masih banyak orang yang berjaya dan nggak sekadar menjual angan-angan, bahkan menyodorkan kemungkinan-kemungkinan terburuk karena mereka sendiri mengalami ada di posisi itu.
Kembali soal mimpi, mungkin karena itu ada satu impian—yang sudah jelas mustahilnya—yang tersimpan di memori gue sejak kecil. Ingin jalan-jalan pakai mesin waktu, invisible, dan menyelinap masuk ke rumah selebriti atau orang-orang penting di dunia😆. Kayaknya nih, hati kecil gue pingin banget bisa ngerasain langsung suasana kota di negara-negara lain sebagai lokal, makanya tinggal di rumah orang instead of stay at airbnb😂.
Tapi, apakah ini artinya gue nggak punya mimpi? Of course, i have. Hanya saja lebih realistis, dan mungkin.. lebih possible untuk gue raih (Aamiin). Namanya juga impian yang konyol, hehe.
Akhir kata, kita nggak bisa mengelak bahwa kebahagiaan selalu datang dari hal-hal yang memang sederhana. Dan gue menyadari, sedewasa atau setua apapun usia kita beranjak, sometimes kita masih punya sisi anak-anak di dalam diri. Sisi inilah yang somehow bisa membuat gue stay happy dan nggak takut untuk bermimpi, sedikit melupakan tentang realitas yang selama ini menghambat diri sendiri.
o-o
Gue jadi pingin tau deh, apakah teman-teman juga punya mimpi yang kelewat nggak masuk akal buat diwujudkan? or is it just me?🤣 Yok, cerita-cerita!!