Diberdayakan oleh Blogger.
  • Home
  • About
  • Lifestyle
  • Personal
    • Opini
    • Thoughts
    • Slice of Life
    • Poetry
    • Intermeso
  • Podcast
  • Review
instagram twitter LinkedIn YouTube Spotify Email

Notes of Little Sister





Akhir-akhir ini dan bahkan sebelum-sebelumnya, sadar nggak sih kalau Indonesia nggak kehabisan 'akal' untuk membuat sesuatu jadi viral? Bukan Indonesia nya sih, emang. Tapi orang-orangnya. Apa-apa bisa jadi viral. Video curhatan para istri lah, orang gile joget lah, dan masih banyak lg yang lainnya. Pertanyaan gue adalah, apa manfaatnya? Okelah, mungkin itu cuma lucu-lucuan aja. Tapi, parahnya orang Indonesia adalah selalu melebih-lebihkan sesuatu, dan ini yang akhirnya jadi salah satu faktor kenapa banyak banget hal-hal viral yang 'kelewatan viral'.


Semudah itukah membuat sesuatu atau seseorang jadi terkenal? Yah, katakan lah gue sirik. Kenyataannya, mungkin gue memang sirik. Gue nggak senang lihat orang lain bahagia dan bisa mendapat penghasilan dari hasil viral mereka, yang tiba-tiba dikejar ol shop buat endorse, ditelpon crew acara televisi, or etc. Toh gue yakin gak hanya gue yang sirik ketika melihat semua itu. Di saat hampir setiap bulan atau bahkan setiap hari ada aja sesuatu yang dengan mudahnya jadi viral dan bikin tenar yang bersangkutan. Percayalah, di luar sana ada banyak orang yang lebih parah geleng-geleng kepalanya dibanding gue. Karena semuanya bisa jadi viral cuma karena sentuhan jari lo di media sosial.


At least sebenarnya gue gak terlalu mempermasalahkan itu, sih. Dan bukan itu juga inti dari permasalahan disini, karena balik lagi bahwa rezeki setiap orang itu ada yang mengatur, apapun dan bagaimanapun jalannya asalkan positif. Bukan salah yang bersangkutan juga kalau mereka tiba-tiba jadi viral, mendadak dikenal orang dan bahkan ada yang bersyukur banget kalau sampe muncul di TV karena kreativitas mereka yang awalnya cuma iseng-iseng, atau berkat tingkah lucu mereka.


Kadang gue cuma gak habis pikir aja, ada begitu banyak hal yang membanggakan di luar sana tapi justru nggak kita ‘lihat’. Orang-orang terlalu fokus dengan hiburan-hiburan di media sosial dan cenderung seakan lebih bangga dengan hal itu. Hiburan yang menurut gue kebanyakan sama sekali nggak menghibur. Hiburan yang justru cenderung merendahkan orang lain, seperti komedi-komedi di TV zaman now contohnya. Disini gue sama sekali gak bermaksud menyinggung siapapun. Gue justru menghargai mereka yang di dalam viral itu memberi nilai positif, juga akun-akun selebgram di luar sana (karena akhir-akhir ini Instagram yang lebih banyak menghasilkan viral) yang memberikan pesan moral sangat dalam di setiap feedsnya.


Pada intinya, gue cukup kecewa dengan keadaan medsos sekarang. Gak heran kalau orang Indonesia lebih diakui dan dihargai di negeri orang dibanding negeri sendiri, karena orang-orang yang apresiatif lebih sedikit dibanding mereka yang 'sok-sok' apresiasi tapi ujung-ujungnya lebih senang apresiasi hal yang nggak penting. Padahal banyak banget hal-hal di luar sana yang bisa lebih bermanfaat dan membanggakan untuk bisa kita lihat dan tunjukan pada dunia. Please stop making everythings viral just because your fun, because there's so much good things that can make you happy more than just feeling fun or laugh even for 1 minute. :)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar



Cinta, ya. Kalau bicara soal cinta, pada dasarnya sulit untuk mendefinisikan apa arti sebenarnya, karena sifatnya yang begitu subjektif. Setiap sudut pandang dan perasaan yang dihasilkan oleh cinta itu pasti berbeda bagi setiap orang, walaupun kenyataannya bisa jadi apa yang mereka rasakan justru nggak jauh berbeda atau bahkan sama persis. 

Pada hakikatnya, cinta adalah sesuatu yang fitrah yang dianugerahkan oleh Tuhan untuk kita. Tanpa cinta, kita nggak bisa memberikan afeksi kepada orang lain. Kita juga nggak bisa dengan baik menerima seseorang, mengekspresikan perasaan kita karena nggak akan ada satupun yang mengerti tentang rasa itu. Well, kita dilahirkan ke dunia ini bukankah atas dasar cinta? Salah sebenarnya kalau kita selalu berpikir bahwa cinta itu adalah segala hal yang bersangkutan dengan doi. Dan itu yang jadi problema di kehidupan sekarang. 

Di masa serba modern ini, nggak sedikit orang yang mendefinisikan cinta sebagai pembuktian untuk pacar atau kekasih. Sadar atau nggak, kita jadi seakan-akan terobsesi dengan cinta yang menjurus pada sesuatu atau seseorang. Kadang suka miris aja sih, melihat bagaimana anak-anak zaman sekarang mengekpresikan perasaannya secara berlebihan untuk orang yang belum tentu "benar-benar" mereka cinta, atau bahkan belum tentu “benar-benar” mencintai mereka. Karena balik lagi, banyak yang salah persepsi tentang makna cinta itu sendiri. Kita terlalu fokus memikirkan bahwasanya cinta itu adalah pacar kita, jodoh kita, pasangan kita. Padahal kenyataannya nggak begitu, guys. And you have to deal with it. 

Oke, mungkin ada banyak orang di luar sana yang sudah menyadari untuk siapa, dan apa cinta itu. Tapi, gak ada salahnya kan kita saling bertukar pikiran supaya lebih luas lagi pemahaman kita tentang cinta? 

Sadarlah, Tuhan memberikan kita cinta bukan semata-mata untuk pasangan hidup yang akan membersamai kita kelak. Bukan pula hanya untuk orangtua, keluarga dan sanak saudara kita yang seringkali tanpa sadar kita lupakan bahwa merekalah yang lebih berhak mendapatkan cinta kita dibanding seseorang yang belum jelas apakah takdir kita atau bukan. Bahkan lebih jauh dari itu, Tuhan memberi kita cinta melainkan agar kita selalu mengingat-Nya, untuk kembali pada-Nya, mengikhlaskan hidup kita hanya untuk Dia yang Maha Kasih. Karena sesungguhnya itulah cinta yang hakiki. 

Tapi pada kenyataannya, stigma yang terus terbentuk dalam kehidupan sosial kita saat ini seakan-akan membuat kita jauh dari hakikat cinta yang sebenarnya. Seiring zaman yang semakin berubah, orang-orang nggak lagi menggunakan ‘rasa’ dalam pikiran mereka, karena yang dibutuhkan hanyalah logika, dan kenyataan. Bukan lagi tentang hati dan penghayatan. Mungkin kita sudah lupa bahwa sudah sepatutnya kita lebih mencintai Dia yang memberi kita cinta. Sama seperti ketika kita menerima kebaikan dari orang lain, bukankah kita akan merasa sungkan dan timbul keinginan untuk membalas budi? Begitulah cinta.

Sebagai manusia yang modern, ayo dong, diubah stigmanya. Ingat bahwa cinta nggak cuma sebatas pacaran dan menaruh rasa untuk lawan jenis. Terlalu sempit. Mereka memang abstrak, namun cinta lebih luas dari itu.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Are you new here? Read these!

  • Setara Belajar, Belajar Setara
  • Marah-Marah Virtual: Gaya Ospek yang Regresif
  • Terlalu Besar Untuk Gagal
  • Kenapa Kita Misoginis?
  • Just Listen
  • Bukan Salah Indonesia

About me

About Me

An INTP-T woman | Basically a logician | Addicted with everything imaginative and classic; especially classical music | Potterhead, no doubt.

My Podcast

Newsletter

Get new posts by email:

Popular Posts This Week

  • The Phantom of the Opera: Di Balik Danau
  • Priority Chat
  • Cuma Cerita
  • Cuma Cerita #2
  • Mengenal Jepang Lewat Kaligrafi Shodo dan Shuuji
  • by.U: Solusi #SemuanyaSemaunya
  • Kiamat Sudah Dekat
  • Matre: Realistis atau Materialistis?
  • Spoonerism, Alasan di Balik Keselip Lidah
  • Refleksi Dua Dekade

Blog Archive

  • ►  2022 (9)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (2)
    • ►  Februari 2022 (2)
  • ►  2021 (31)
    • ►  Desember 2021 (1)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  Juli 2021 (3)
    • ►  Juni 2021 (2)
    • ►  Mei 2021 (2)
    • ►  April 2021 (3)
    • ►  Maret 2021 (5)
    • ►  Februari 2021 (1)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (46)
    • ►  Desember 2020 (4)
    • ►  November 2020 (6)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (10)
    • ►  Juli 2020 (8)
    • ►  Juni 2020 (4)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (10)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ▼  2018 (8)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Agustus 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (1)
    • ►  April 2018 (1)
    • ▼  Februari 2018 (2)
      • Everything Goes Viral with Social Media
      • Cinta Bukan Sebatas Pacaran
  • ►  2017 (1)
    • ►  November 2017 (1)

Pengikut

Categories and Tags

digital marketing Intermeso karir Krisis 1/4 Abad lifestyle Opini Perempuan Podcast Poetry Review slice of life Thoughts

About • Disclaimer • Privacy • Terms and Conditions
© Notes of Little Sister by Just Awl | Theme by ThemeXpose | All rights reserved.