Cuma Cerita #2

by - Oktober 27, 2020

Cuma Cerita Episode 2

Seharusnya malam ini gue nggak buka-buka blog dulu, tapi karena ada beberapa hal yang ingin gue ceritakan, jadi yaah rasanya nggak apa-apa kalau gue pemanasan sebentar di depan laptop dengan berceloteh ria. Ceritanya gue abis makan di warkop langganan di sekitar kost gue yang memang baru buka beberapa bulan belakangan ini. Ada kali seminggu tiga sampai empat kali gue makan disana. Selain karena makanannya enak dan worth to buy (kebayang kan harga makanan di warkop itu murah, tapi ini rasanya uenaak banget, bahkan IMO porsinya melebihi harga aslinya), ibu dan bapak pemiliknya ramah banget. Apalagi si ibu ini baaiiik banget, gue kalau beli susu ketan nih, pasti selalu kebanyakan dan instead sisanya dibuang, beliau nyuruh gue untuk minum dulu yang ada dan nanti ditambahin sama sisanya. Mungkin karena gue udah sering banget mampir kesana dari sejak awal warkop ini dibuka, jadi sekarang tiap kali kesana lumayan lebih banyak interaksi lah daripada sebelumnya. 

Satu hal yang membuat gue tersadar dan bersemangat untuk langsung menulis ini sepulang dari sana adalah, ternyata, berbagi senyum dan kebaikan sekadar kita makan di suatu tempat yang mana penjualnya ramah dan baik hati itu bisa memberi energi yang sangat besar. Ketika ibu barusan mengucapkan terima kasih berkali-kali dan nunjukin gimana rasa senangnya beliau karena gue bolak balik kesana, memberikan energi yang sama untuk gue mau bolak balik makan di warkop tersebut. Bukan hanya karena makanannya enak, tapi karena senyum dan ketulusan itu yang mau selalu gue dapatkan. Energi baik itu yang ingin gue terima dari beliau. Suatu kesia-siaan kalau gue lupa diri dan nggak menyempatkan diri untuk mampir kesana lagi. 

Oh iya, masakan ibu ini juga mengingatkan gue sama masakan rumah. Mungkin ini juga salah satu penyebab gue nggak pernah bosan untuk beli disana. Apalagi nasi kuningnya, dan lauknya itu lhoo. Jadi, tiap hari mereka pasti gonta ganti lauk untuk nasi kuning karena memang menyesuaikan dengan masakan yang mereka makan sehari-hari.

Apa ya, gue merasa hari ini lebih content dari hari sebelumnya. Karena selain cerita di atas, akhir-akhir ini gue kembali banyak berinteraksi sama sohibul gue, meaning gue lebih terbuka untuk curhat tentang skripsi, dllnya. Gue juga baru aja menyelesaikan kelas podcast SiberKreasi minggu kemarin, dan dapat banyak sekali insight tentang dunia per-podcast-an (mungkin nanti kalau sempat gue akan share di postingan lain), daaan sore tadi gue habis video call sama keluarga gue di rumah. 

Teruus terus, sebelum itu gue habis melawan ketakutan gue yang tiada artinya, yakni menghubungi dosen pembimbing 2 gue untuk kirim progress skripsyon. Awalnya gue harap-harap cemas karena beliau ini dikenal jadi salah satu dosen killer yang nggak segan-segan untuk nggak meluluskan anak bimbingannya karena nggak fully bimbingan sama beliau (seriously, pernah ada kasus ini tahun lalu). Though gue sendiri masih berada di tahap awal, tapi gue berharap semoga hal tersebut nggak kejadian sama gue. Mohon do'anya ya teman-teman! Oh iya, karena hal ini juga, gue jadi punya jawaban saat bokap gue menanyakan soal kegiatan dan kabar gue tadi, wkwkwk.

Eh, iya, gue jadi keingetan! Gue harus hubungi nyokap juga. Udah beberapa hari ini gue belum whatsapp beliau soalnya.

Mungkin segitu dulu Cuma Cerita episode kali ini. Semoga ada sedikiiit manfaat yang bisa diambil, hoho. Oh iya, lagi-lagi gue mau meminta maaf karena akhir-akhir ini selalu lambat dalam membalas komentar:( Teman-teman mungkin mengerti kesibukan gue apa belakangan ini, hanya saja gue tetap merasa nggak enak hati. Sekali lagi gue minta maaf ya, semoga kita semua selalu sehat dan bersemangat dalam menjalani hari yang berberberr ini😄, alias udah masuk musim hujan! Seneng deh, di depan rumah jadi hijau pemandangannya karena ibu pemilik kost gue punya kebun yang hampir mengitari sebagian besar jalan wk, di depan, samping, bahkan belakang rumah. Jadi adem!:D *walaupun jadi banyak nyamuk juga hiksss* 

Lastly, makasih banyak udah mau baca cerita gue yang sangat apalah dan effortless ini:D So yeah, ini cerita gue hari ini. How about yours?

And anyway, Selamat Hari Blogger Nasional ya!

You May Also Like

15 komentar

  1. Masakan rumah memang ngga ada matinya. Sekalipun banyak makan diluar, pasti selalu rindu masakan rumahan. Jadi paling larinya je penjual yang ala-ala rumahan juga.

    Saya punya penjual nasi kuning yang menjual sejak saya SD. Nasi kuningnya beda dari yang lain, soalnya pake sayur. Ala rumahan banget lah pokoknya. Kalau lagi pengen nostalgia, pasti pagi-pagi saya makan di sana. Jarak dari rumah juga cukup dekat, hanya puluhan meter.

    Untuk skripsinya, semoga diberi kemudahan. Sekalipun itu sulit, mungkin hanya agar memorinya berkesan 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Rahul, sejauh apapun meninggalkan rumah pasti yg dicarinya makanan yang ala-ala rumahan. Walaupun susah juga nemuin tempat makan yg resepnya mirip-mirip masakan di rumah, karena gaya memasak setiap orang kan beda-beda. Jadi waktu nemu warkop inipun senangnya bukan main😂.

      Wah btw awet juga ya penjual nasi kuning deket rumah Rahul itu, dari SD sampe sekarang masih jualan. Pasti buat pelanggan lain yg suka belu disitu pun udh jadi rumah kedua ya tempat jualan nasi kuningnya🤧 Kedengarannya memang beda sih nasi kuning ini dari yg lain, soalnya saya baru dengar ada nasi kuning disayurin. Mungkin karena budayanya beda(?. Sejauh ini yg saya tau sayur yg paling sering ada di nasi kuning itu sayur lodeh yang agak kering gitu, gak terlalu basah🤔

      Eniwey terima kasih banyak Rahul! Kalau dipikir-pikir memang sesulit apapun keadaan biasanya hanya untuk nambah-nambah bumbu kehidupan biar nggak hambar dan flat ya, hahaha. Agak miris tapi beginilah realita, hiks. Semangat untuk kita, Rahul!💪🏻

      Hapus
  2. Selamat hari blogger Nasional ... 😆😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat hari blogger nasional juga mbak😄

      Hapus
  3. Eh, hari blogger nasional kah? waduh ga tau aku..
    selamat hari blogger juga, awl!

    Semangat terus ya untuk semua aktifitasnya, baik itu yg podcast dan hal apapun yg sedang kamu kerjakan, terutama fase awal skripsi, i've been there... jadi semoga lancar ya, intinya cuma satu, jangan menyerah!

    dan terimakasih ya awl, terima kasih karena tetap mampu meluangkan waktu untuk menulis di blog. selalu suka dengan tulisan dan gaya bahasanya :)


    oia, ari kamu teh kuliah dimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak Ady, tanggal 27 kemarin tepat hari blogger nasional. Kebetulan akupun baru tau tahun ini😆

      Siap kak Ady, terima kasih banyak saran dan do'anya😫 kuncinya jangan menyerah dan jangan berhenti ya kak, even every small progress counts🤧 Huhu harus semangat gak boleh leyeh-leyeh💪🏻

      Terima kasih juga kak Ady sudah mau main-main ke blogku, jadi bertambah deh teman baru di perblogan ini, means reading list ku pun bertambah, hehe😁 Semangat juga kak Ady untuk pekerjaan dan segala aktivitasnya, semoga sukses dan makin mantep jaya foto-fotonya👏🏻😍

      Oh iya btw aku kuliah di UPI kak, tempatnya banyak pohon haha, so pasti kak Ady tau inimah😂

      Hapus
    2. UPI?huaaa... SMAku dulu disana, SMF bumi siliwangi namanya, ada di jl.rincik bumi siliwangi, deket perpustakaan dulu mah, ga tau sekarang masih sama apa engga.
      tapi sekarang gedungnya udah jadi milik UPI, ga tau jg dipake apa.

      inget UPI inget sama yg namanya pentagon, terminal ledeng dan cihideung, tempat nyari taneman, oia dan mesjid al-furqon :D
      ah jadi pengin nostalgia lagi kesana.

      Btw, UPI masih ngadain djamoe cap ikip ga sih?

      Hapus
  4. selamat hari blogger juga Awl
    emang nggak salah kalau sebuah senyuman aja bisa bikin kita semangat lho. energi positifnya langsung menular.
    apalagi kalau dari awal Awl termasuk rajin mampir di warung ibunya, pelanggan setia istilahnya. biasanya nanti akan akrab dengan ibu dan seperti keluarga sendiri rasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat hari blogger mbak Ainuuuunnn, semoga makin semangat menulis dan travelingnya ya😆

      Betul banget mbak, rasanya jadi lebih content gitu, bersyukur iya, senang iya, terharu iya, nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata deh🤧 Jadi seperti disadarkan bahwa kita nyatanya bisa menjalin silaturahmi dan persaudaraan dengan siapa aja, bahkan dengan orang yg kita tadinya nggak kenal sekalipun. Dengan mbak Ainun dan teman-teman blogger lainnya pun termasuk🤧

      Hapus
  5. Selamat Hari Blogger, Awl ✨
    Semoga Awl bisa terus semangat untuk berkarya ya 😁

    Anyway, kalau dapat senyum bahkan doa dari orang asing itu rasanya nyess banget di hati. Bahagia tak terkira ya 😍
    Apalagi seperti kejadian yang Awl alami, ibunya baik, masakannya enak, pasti jadi ingin terus kembali ke sana 😆.
    Semoga sang ibu dan bapak penjaga warung makan sehat selalu agar Awl bisa sering berkunjung ke sana 🤭

    BalasHapus
  6. Kadang kalau lagi di rumah pengennya makan makanan luar, kalo lag makan di luar, nyesel karena ternyata rasanya ga seenak masakan rumah. Sebagai ibu, aku masih nggak habis pikir kenapa masakan rumah itu sesering itu dimakan, seberat itu dirindukan. Tapi memang, saat ini membantu warkop jg pntg demi ekonomi yg baik ya. semoga warkop si ibu laris manis.

    Semoga dimudahkan ya Awl untuk bimbingan skripsinya. Kalau ada yang bingung, langsung tanya ke dosbim jangan sungkan. sambil disholawatin biar lunak hatinya. Pengalaman dulu, nunda2 karena sungkan malah jadi telat, hihi

    BalasHapus
  7. Selamat hari blogger, Awl 🥳

    By the way, suka sama tulisan Awl. Betul yang Awl bilang, rasanya selalu menyenangkan ketika kita bisa dapat senyum manis dari orang yang tadinya nggak kita kenal, apalagi kalau sampai dapat doa-doa baik juga 💕

    Mungkin kelak, saat Awl sudah nggak lagi stay di sana, Awl akan kangen dengan makanan yang ibu itu buat, dan bisa jadi cerita dikemudian harinya 😆 hehehehe. Ohya, semangat untuk proses skripsinya, Awl. Semoga berjalan lancar 💕

    BalasHapus
  8. Enak ada warkop seperti itu, lauk pauk nya gonta ganti trus seperti masakan biasa di masak dirumah.

    Wah ngeri juga itu dosen killer kak, tapi setiap universitas pasti ada yang seperti itu.

    Aamiin,,saya selalu mendoakan untuk teman-teman blogger kak.

    BalasHapus
  9. Awlll, suka banget baca cerita tentang si ibu dan bapak pemilik warkop langganan kamu itu, such a heartwarming story ❤️ Mungkin memang berawal karena masakan beliau mengingatkan rumah, akhirnya makin ke sini tiap ke sana bawaannya hangat yaa. Keren banget lah kamu bisa bawa kehangatan di warkop mereka hihi 😉

    Soal skiripsi, yeaaaay selamaaat untuk tahap awal yang dilakukan! 🎉 Semoga next step-nya lancar terus ya. Perkara dosen pembimbing killer I can't relate, karena dulu aku sengaja cari dosen yang aman biar skripsiku juga aman lol 😂 hope everything is going well ya!

    Dan pas nulis komen ini, hujan deras juga baru turun dong di sini. I love raining days too! Take care always ya, Awl! ❤️

    BalasHapus
  10. Aku juga punya yg seperti itu. Langganan mamang es puter, sejak SD loh. Belio emang ramah, dan juga aku adalah anak yg ramah sama tuh mamang es :)
    Jadi, sampe sekrang masih sering beli es sama belio, walopun aku sdh tidak SD lagi di situ (bahkan aku udah tamat kuliah, haha).
    Menariknya, mamang itu masih ingat namaku. Sejak SD sampe skrng.
    Bener-bener mamang es yang tulus :"

    BalasHapus