Diberdayakan oleh Blogger.
  • Home
  • About
  • Lifestyle
  • Personal
    • Opini
    • Thoughts
    • Slice of Life
    • Poetry
    • Intermeso
  • Podcast
  • Review
instagram twitter LinkedIn YouTube Spotify Email

Notes of Little Sister






Tulisan ini akan menjadi penutup sekaligus pengantar, untuk si adik perempuan kecil yang kini telah beranjak dewasa. Omong-omong, dia ini seharusnya kakak paling tua..

Halo Aina, kali ini rupanya menjadi tahun yang berbeda dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini menjadi ratusan hari yang cukup melelahkan, sampai-sampai aku tak sadar bahwa kamu bukannya tak memiliki sesuatu yang bisa dipetik, tetapi justru telah melewati banyak hal baru yang menantang.

Kali ini kamu telah belajar lebih banyak tentang hidup.
Kamu telah melewati waktu-waktu sibuk yang tidak dihabiskan untuk sekadar tertawa dan menertawakan hal-hal bersama orang-orang di sekitarmu.
Kamu telah berjuang melawan segala rasa sedih, takut, khawatir, dan tak karuan untuk sesuatu yang besar.
Kamu telah berhasil melalui 52 minggu ini tanpa pusing mengurusi seseorang yang tak semestinya dipikirkan, tanpa sedih memikirkan bagaimana menyembuhkan hati yang terluka, karena waktumu hanya habis untuk memikirkan mereka yang benar-benar berarti di hidupmu.
Sepanjang 8760 jam ini, hatimu telah berhasil mengatasi segala rasa sakit yang diciptakan lewat takdirmu.
Kamu telah mampu melalui 525600 menit ini dengan mencoba berbagai hal baru yang selama ini kau inginkan dan tanpa disengaja telah mewujudkannya sedikit demi sedikit.
Kamu tak sadar telah melewati 365 hari ini dengan bertemu orang-orang yang menginspirasi dan memotivasimu untuk mau terus belajar.

Awalnya kupikir tak ada sesuatu yang bisa dibanggakan untuk setidaknya bisa kuulas di bulan terakhir tahun ini, tetapi aku salah.

Desember kali ini tak kelabu seperti Desember kemarin.
November kali ini tak semendung November kemarin.
Oktober kali ini kamu tak selemah Oktober kemarin.
September kali ini tak seberat September kemarin.
Agustus kali ini tak hambar seperti Agustus kemarin.
Juli kali ini tak secanggung Juli kemarin.
Juni kali ini tak sekelam Juni kemarin.
Mei kali ini kamu tak melankolis seperti Mei kemarin.
April kali ini lebih mengejutkan dibanding April kemarin.
Maret kali ini tak selelah Maret kemarin.
Februari kali ini tak kalah menyenangkan dibanding Februari kemarin.
Januari kali ini lebih besar angka usiamu, dan lebih menegangkan daripada Januari kemarin.

Semua itu tak berarti tahun lalu adalah tahun yang suram. Tidak. Semua ini berarti Allah telah memberi hadiah dengan membiarkanmu mencapai usia dewasa dan menghadapinya dengan lebih bijak. Pula ini mengartikan bahwa Allah telah membiarkanmu memetik buah dari segala rasa sakit yang tertabur pada tahun sebelumnya.

Kamu tahu, Aina?

Tahun ini telah memberi banyak pengajaran untukmu lebih peduli dengan kehidupan dan berhenti memikirkan hal-hal yang tidak penting secara bersamaan.

Aku senang kamu kembali menjadi dirimu yang dulu, yang selalu ingin bersuara untuk hal-hal baik.
Aku senang kamu kembali menuliskan apa saja yang ada di kepalamu tentang segala keresahan akibat keegoisan manusia-manusia kecil yang mengaku dewasa.
Aku senang kamu tak membiarkan dirimu terombang-ambing di antara kubu penguasa, karena kamu sadar betul bahwa dunia saat ini sejatinya semakin kejam dan keji.
Aku senang kamu telah menggunakan sifat teguh pendirianmu untuk sesuatu yang baik.
Aku senang ketika kamu lebih senang membicarakan hal yang penting dibandingkan membicarakan si A dan si B kepada si B dan si C.
Aku senang kamu tumbuh dewasa dan kuat melebihi usiamu.
Aku senang kamu sadar bahwa menjadi seseorang yang bermanfaat sesungguhnya lebih baik daripada hanya menghabiskan satu buku bacaan untuk diri sendiri.

Dan kamu sadar betul tak ada waktu lagi untuk lama-lama bersantai menunggu senja berlalu lalang, bukan?

Karena itu, Aina..

Kamu tentu ingat, esok hari akan membawamu kembali mengarungi 365 hari yang baru. Minggu ini akan genap 20 usiamu. Pun genap sepuluh tahun pelajaran-pelajaran hidup yang kamu tempuh. Di luar kebaikan-kebaikan yang ada pada dirimu, bisakah kamu berhenti mengeluh dan mulai sungguh-sungguh? Karena nyatanya dunia ini tak sekadar tempat singgah seperti yang terkira. Ada banyak yang hal mesti kamu rengkuh sebelum dermaga terakhir membunyikan peluitnya, dan dunia menjadi berkeping-keping luruh bagai daun yang disapu angin.

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

Are you new here? Read these!

  • Setara Belajar, Belajar Setara
  • Marah-Marah Virtual: Gaya Ospek yang Regresif
  • Terlalu Besar Untuk Gagal
  • Kenapa Kita Misoginis?
  • Just Listen
  • Bukan Salah Indonesia

About me

About Me

An INTP-T woman | Basically a logician | Addicted with everything imaginative and classic; especially classical music | Potterhead, no doubt.

My Podcast

Newsletter

Get new posts by email:

Popular Posts This Week

  • The Phantom of the Opera: Di Balik Danau
  • Priority Chat
  • Cuma Cerita
  • Cuma Cerita #2
  • Mengenal Jepang Lewat Kaligrafi Shodo dan Shuuji
  • by.U: Solusi #SemuanyaSemaunya
  • Kiamat Sudah Dekat
  • Matre: Realistis atau Materialistis?
  • Spoonerism, Alasan di Balik Keselip Lidah
  • Refleksi Dua Dekade

Blog Archive

  • ►  2022 (9)
    • ►  November 2022 (1)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (2)
    • ►  Februari 2022 (2)
  • ►  2021 (31)
    • ►  Desember 2021 (1)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (6)
    • ►  Juli 2021 (3)
    • ►  Juni 2021 (2)
    • ►  Mei 2021 (2)
    • ►  April 2021 (3)
    • ►  Maret 2021 (5)
    • ►  Februari 2021 (1)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (46)
    • ►  Desember 2020 (4)
    • ►  November 2020 (6)
    • ►  Oktober 2020 (5)
    • ►  September 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (10)
    • ►  Juli 2020 (8)
    • ►  Juni 2020 (4)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (10)
    • ►  Desember 2019 (3)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ▼  2018 (8)
    • ▼  Desember 2018 (1)
      • A Letter to My 19-Year-Old Self
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Agustus 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (1)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Februari 2018 (2)
  • ►  2017 (1)
    • ►  November 2017 (1)

Pengikut

Categories and Tags

digital marketing Intermeso karir Krisis 1/4 Abad lifestyle Opini Perempuan Podcast Poetry Review slice of life Thoughts

About • Disclaimer • Privacy • Terms and Conditions
© Notes of Little Sister by Just Awl | Theme by ThemeXpose | All rights reserved.