• Home
  • About
  • Opini
    • Pendidikan
    • Feminist
    • Knowledge
    • Intermeso
  • Thoughts
  • Poetry
  • Lifestyle
Powered by Blogger.
instagram twitter LinkedIn YouTube Spotify Email

Notes of Little Sister


Puisi cinta Luka Dalam Lentera

Halo! Sebelumnya aku pingin berterimakasih yang sebesar-besarnya atas apresiasi teman-teman untuk label Podcast dan Poetry yang sejauh ini sudah terbit 3 episode untuk podcast dan 4 untuk puisi. Aku nggak mengira antusiasme-nya akan sebesar ini. Iya, bagiku segala apresiasi yang diberikan teman-teman sampai saat ini sudah begitu besar, hingga aku bisa selalu termotivasi untuk menulis setiap minggunya. Terima kasih banyak!🤗❤️

Unfortunately, minggu ini aku nggak bisa buat podcast seperti biasanya karena satu dan lain hal. Tapi tenang ajaa, aku punya puisi untuk teman-teman semua, yeay! Actually, this isn't mine. This poem is written by significant other. So, semoga suka dan selamat membaca!

o-o

Luka Dalam Lentara


ditulis oleh: LH

Ada apa di dalam lentera?
Lelaki itu berkata,
"Ada ia yang ada, lalu tiada".
Ialah sang hawa
yang terucap namanya,
dalam sujud di waktu duha.

Ada apa di dalam lentera?
"Ada tuan yang hilang tawanya".
Kecewanya mengutuk sang hawa
yang ia sebut namanya,
dalam malam berjumlah sepertiga.

Ada apa di dalam lentera?
"Ada pemuda yang bermuram durja".
Sedihnya menangisi sang hawa.
Ia tak tahu,
nama yang ia tengadahkan ke angkasa
tak sesuai,
dengan takdir pemberian Tuhannya.

Sudah jelas kiranya,
wahai puan pembawa beribu tanya.
Jangan sekali-kali,
kau melihat ke dalam lentera.
Takkan kau temukan suatu apa.
Hanya seonggok jasad penuh luka.

Kau tanya siapa pelakunya?
Sang hawa.

Nah, kira-kira ada yang bisa nebak nggak isinya tentang apa? Tuliskan pendapatmu di kolom komentar yaak!😄
Share
Tweet
Pin
Share
12 komentar
Puisi Kehidupan "Terpaksa"


Terpaksa Biasa

Waktu terasa cepat berlalu
jengah masih dilanda lelah
padahal tubuh telah butuh rebah
"kenapa aku melakukan ini?"
"kenapa harus bekerja disini?"

berbagai tanya tak henti menghiasi hari
sembari menuntun kaki lewati garasi
terpaksa menjalani rutinitas dengan masam
meski mulut tak juga berhenti bergumam
"aku ingin berhenti"

namun henti tak kunjung tiba
sebab rutinitas telah mengaburkan keterpaksaan
tanda tanya berganti tanda seru
"aku terlambat!"
"oh ya ampun, aku ada janji dengan klien!"

sepertinya kita memang harus belajar dari diri sendiri agar bisa mengerti
nyatanya tak semua hal bisa dimulai dengan hati
ada yang dengan terpaksa hingga akhirnya terbiasa
ada yang dengan senyuman namun berakhir tangisan

bisa jadi yang buruk bagimu menjadi berarti, pun sebaliknya begitu.
percayalah kita selalu punya pilihan
meski pada nyatanya berjalan menyeret paksa bukan sebuah pilihan
namun menentukan untuk menjalani adalah bagian dari memilih

selain berkeluh "kenapa aku harus begini?"
tampaknya kita pun harus berpikir,
"kenapa memilih?" dan,
"kenapa mau?"
bukankah pada akhirnya menentukan langkah terburuk pun juga sebuah pilihan?

Share
Tweet
Pin
Share
23 komentar
Puisi tentang cinta dan kesempurnaan

Cinta dan Kesempurnaan


Beberapa minggu lalu, saya melihat orang-orang ramai membicarakan public figure yang berselingkuh.. 
Saling berdebat karena tak cukup cantik ia yang dipilih 
Kalah jauh menawan dengan yang ditinggalkan, katanya 
Layaknya memiliki pasangan adalah sebuah persaingan 
Kalau kau sendiri, maka itu artinya kau tak cukup laku 
Atau tak cukup menarik untuk dilirik 

Oh, bahkan sudah sejauh itu level berkompetisi mereka 
Padahal, kata cinta dan pasangan bukan hanya tentang merasakan dan mendapatkan, lebih jauh dari itu 
Ini soal memberi, mengasihi, belajar memahami, dan memaklumi 
Cinta tak hanya dirasa saat asmara tengah membara 
Kisahnya panjang, lebih rumit dari yang kau kira 

Bukankah cinta hanya tentang memberi dan menerima? Mengapa serumit itu?

Oh, ya..

Karena memberi dan menerima dengan tulus
Menyadari hendak melakukannya sepanjang hayat
Tak semudah itu jika kita selalu menuntut yang tak ada
Menginginkan kesempurnaan, membiarkan diri digerogoti ekspektasi tentang sosok yang bisa bertransformasi
Dari buruk menjadi baik, dari yang biasa saja menjadi luar biasa, dari yang main-main menjadi disiplin, dari yang berandal menjadi andal
Yang saat semuanya tak didapatkan, lantas boleh bosan dan mencari pelarian

Bukan begitu..

Lagi-lagi mencintai dan membersamai harus disandingi dengan persaingan
Padahal, kalau memang dia cinta, tak perlu lah kita yang kebingungan
Lagipula, ini bukan soal rupawan dan menawan
Bukan soal cantik atau tak cantik
Kalau memang dia cinta, dia tak akan meninggalkan
Tak akan ada persaingan, sungguh

Jangan lah menekan diri dengan kompetisi yang membelenggu tak ada arti
Soal rasa memang tak bisa dideteksi
Tapi tak ada urusannya dengan arogansi yang tak pernah habis mencari kesempurnaan
Perihal cinta dan pasangan, bagaimana pun, sebaik dan setulus apapun, seburuk dan sekejam apapun keduanya
Tampaknya manusia tidak pernah menyadari
Bahwa kita tak pernah bisa sempurna meski sama-sama menyempurnakan


Dengarkan  juga postingan sebelumnya: Paham Makna

Share
Tweet
Pin
Share
9 komentar

Berpuisi tentang makna

Halo! Semenjak mulai rajin nyicil nulis sedikit demi sedikit, baru lewat seminggu gak update kok kerasanya lama banget yaa😂. Seminggu ini kayaknya bisa kehitung jari kapan aja gue blogwalking, jadi sedih karena belum bisa menyambangi blog teman-teman dan kakak-kakak sekalian, karena dari kemarin sibuk kejar setoran untuk postingan di blog. Penyebabnya adalah beberapa minggu kedepan gue mau fokus dulu selesain tugas-tugas yang utama, jadi gue sebisa mungkin menyiapkan beberapa postingan yang siap update biar gak kosong amat blog ini:')

By the way, semoga nggak bosan yaa dengan puisi2an, karena gue bawa sesuatu yang baru! HEHEHE. Jadi, gue baru inget pernah buat podcast ala-ala yang namanya sama kayak judul blog ini, alias Notes of Little Sister beberapa bulan lalu. Podcast itu isinya semacam puisi atau kumpulan kata-kata puitis gitu (yang sebenernya curhat sih😝), yang diilhami sama akun instagram ala-ala pula, dan baru gue isi dua postingan. Podcast yang episode 2 nya berjudul Pertemuan, bisa didengarkan di bawah ini. 



Untuk kedepannya mungkin gue bakalan masukin juga puisi-puisi di blog ini ke dalam podcast supaya podcastnya tetap hidup, dimulai dari postingan yang ini gue jadiin episode 3. Yaah, semoga ini bukan sekadar wacana. Oh iya, kalau suara gue terdengar annoying, skip aja ya, willing untuk baca tulisannya aja udah cukup banget kok! Ini cuma selingan aja biar gak bosan dan kosong kerasanya, dan sejujurnya gue pun gak mendalami soal sastra, jadi jangan harap akan sewow itu pembawaannya😁. Okelah kalau begitu, kita langsung saja! 

Share
Tweet
Pin
Share
32 komentar

Hari minggu waktunya berpuisi! Kategori ini belum pernah gue bikin sih sebelumnya, tiba-tiba kepikiran aja tentang puisi saat lagi ngubek-ngubek notes buat mencari sisa-sisa draft yang belum dilanjut dan bertemu lah dengan sepucuk kegelisahan beberapa waktu lalu. Kebetulan gue memang suka juga nulis-nulis puisi alakadarnya, seringnya cuma puisi satu bait yang biasa di-upload di instagram Notes of Little Sister . Untuk versi yang panjang-panjangnya, gue berencana buat posting di blog. Akhir kata, anggap lah puisi menyedihkan di bawah ini sebagai pembuka, ya! Sorry if it's too dark to read, i promise will write something nice and happy next time!😁 xoxo

*I wrote this three months ago, when everything seems blurry since coronavirus invaded my country.
Share
Tweet
Pin
Share
24 komentar

Pulang, selalu menjadi hujan di tengah kemarau 45 hari yang tak kunjung basah
Pulang, selalu menjadi penghangat di kala dingin tak berkesudahan
Pulang, selalu menjadi pengingat jitu untuk kembali menyetir di jalur yang benar
Pulang, selalu menjadi alarm yang tak bisa digubris untuk bangun memperjuangkan mimpi
Pulang, selalu menjadi penawar untuk hati yang kosong
Pulang, selalu menjadi obat untuk jiwa yang sedang mabuk
Pulang, selalu menjadi tanda bahwa jauh bisa memberi ragam cerita untuk manusia

Sedih, kalut, bahagia, rindu.. bahkan lebih dari ini.

Aku tak tahu mengapa tentang rumah selalu begitu hangat untuk dirindukan. Mungkin Tuhan ingin agar kita selalu ingat bahwa hidup ini adalah penantian..
dan pengantrian menuju rumah yang kekal.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Are you new here? Read these!

  • Bukan Salah Indonesia
  • Di Balik Angkasa
  • Indonesia Krisis Moral
  • Just Listen
  • Kenapa Kita Misoginis?
  • Marah-Marah Virtual: Gaya Ospek yang Regresif
  • Setara Belajar, Belajar Setara
  • Terpaksa Biasa

About me

About Me

An INTP-T woman | Basically a logician | Addicted with everything imaginative and classic; especially classical music | Potterhead, no doubt.

Have new posts emailed to you!

My Spotify

Popular Posts So Far

  • Don't Stop
  • Bahagiaku
  • Harry Potter Questions Tag
  • Letting Go With Smile
  • Blog Story
  • Matre: Realistis atau Materialistis?
  • Di Balik Angkasa
  • Bad For Good
  • Cuma Cerita
  • Refleksi Dua Dekade

Blog Archive

  • ▼  2021 (7)
    • ▼  February 2021 (1)
      • Letting Go With Smile
    • ►  January 2021 (6)
  • ►  2020 (46)
    • ►  December 2020 (4)
    • ►  November 2020 (6)
    • ►  October 2020 (5)
    • ►  September 2020 (3)
    • ►  August 2020 (10)
    • ►  July 2020 (8)
    • ►  June 2020 (4)
    • ►  May 2020 (2)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (1)
  • ►  2019 (10)
    • ►  December 2019 (3)
    • ►  October 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  August 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (2)
    • ►  January 2019 (1)
  • ►  2018 (8)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  May 2018 (1)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  February 2018 (2)
  • ►  2017 (1)
    • ►  November 2017 (1)

Followers

Categories and Tags

Feminist Intermeso Knowledge lifestyle Minimalism Opini pendidikan Perempuan Podcast Poetry slice of life Thoughts

About • Disclaimer • Privacy • Terms and Conditions
© Notes of Little Sister by Just Awl | Theme by ThemeXpose | All rights reserved.