Bad For Good

by - Agustus 26, 2020

Bad For Good to be Empowered (Pergi Untuk Kembali)

Seperti yang pernah gue sebut beberapa kali di postingan sebelumnya, bahwa bulan ini terhitung adalah bulan ketiga dimana gue mulai fokus nge-blog dan meninggalkan media sosial, khususnya Instagram. Namun belum pernah gue ceritakan apa alasan di balik itu. 

Sejak pertama kali gue memutuskan untuk memposting tulisan di blog, media yang gue gunakan untuk bisa menyalurkan tulisan-tulisan gue ini hanyalah media sosial. Ibaratnya ini satu-satunya teknik SEO Off Page yang gue tau😂. Setiap kali gue update postingan baru, pasti gue share di IG Story atau Twitter. Hal inipun sebetulnya berbanding lurus dengan salah satu tujuan gue nge-blog, bahwa gue ingin mengajak teman-teman di media sosial untuk paling tidak memiliki minat literasi yang lebih tinggi dari yang dimiliki sebelumnya, plus bertujuan untuk membuka diskusi agar kita bisa berbagi sudut pandang disini. Karena itu seringkali opini yang gue angkat cenderung tentang isu sosial atau pendidikan. Tapi tampaknya nggak semua orang tertarik dengan hal ini, sebab kita nggak bisa memaksa orang lain untuk suka dengan apa yang kita lakukan, meski niatnya baik. Semua orang tentu punya seleranya masing-masing dalam mengakses konten di media sosial.

Di masa awal gue mengerjakan blog ini, dukungan positif memang selalu datang, tapi hanya dari sohib-sohib se-geng dan orang terdekat aja. Sisanya beberapa teman atau senior di kampus yang memang tertarik untuk membaca blog gue—setidaknya hanya mereka yang gue tau lewat respon berupa DM di media sosial. I was so happy at the moment, menyadari bahwa ternyata beberapa orang rutin membaca dan mengapresiasi tulisan gue. Well, it's not about the numbers, actually. It's all about the message, itu yang gue harapkan bisa orang lain dapatkan ketika berkunjung kesini.

Kenyataannya, sebaik-baiknya berusaha adalah tentu dengan tidak berekspektasi. Mungkin tujuan gue yang terlalu ideal tersebut membuat gue sedih setiap kali respon yang gue dapat bisa dihitung jari, atau bahkan nihil. Ditambah dengan gue yang diperlihatkan oleh kenyataan bahwa orang-orang tampaknya lebih senang mengakses konten yang cenderung isinya "bercanda". Yaah, memangnya siapa juga gue sampai-sampai perlu untuk didengar? I'm just nothing. 

Kondisi ini pula yang membuat gue sering mengeluh tentang "konten-konten" di media sosial dan penggemar setianya. Sederhananya, gue merasa orang-orang di sekitar gue kurang apresiatif. Kasarnya, orang-orang hanya peduli dengan foto-foto OOTD gue daripada apa yang gue tulis. Belum lagi diam di Instagram selalu memunculkan insecurity yang menyiksa setiap kali gue secara reflek harus membanding-bandingkan hidup gue dengan mereka yang hidupnya berada di atas gue. Sialnya lagi, dengan bertindak seperti itu tanpa sadar gue telah membiarkan diri gue terpuruk semakin dalam ke lubang-lubang masa lalu dan penyesalan. "Kenapa sih gue begini?", "Kenapa gue nggak bisa kayak mereka?". Padahal kalau menunduk sedikit saja ke bawah, banyak hal yang bisa gue syukuri, termasuk eksistensi di dunia ini.

Oleh karena beberapa alasan itu, gue memutuskan untuk stop dan deactivate sementara akun IG gue. Kenapa sementara? Memangnya mau balik lagi? Yaa, sebagai bagian dari individu yang hidup di era digital seperti saat ini, gue masih menganggap bahwa memiliki media sosial adalah sesuatu yang penting. Apalagi gue dengar beberapa perusahaan terkadang menanyakan media sosial para pelamar kerja saat interview. Toh sebetulnya banyak hal positif yang gue bisa dapat dari sana, kalau kita tau cara memfilter diri dari konten yang dirasa kurang baik—but not this time. Saat itu gue melihat media sosial sebagai racun yang betul-betul nggak sehat untuk keadaan mental gue. Sehingga fitur deactivate sementara ini sangat gue syukuri keberadaannya. Kalau twitter gak gue deactivate karena fiturnya langsung permanen. Sayang bok, gue gak bisa misuh-misuh lagi disana kalau hilang akunnya😂.

Singkat cerita, pada saat hiatus dari medsos itu gue menemukan komunitas Blogger Perempuan lewat salah satu akun twitter. Penasaran lah gue dengan situs ini dan ternyata setelah ditelusuri banyaaak banget blog-blog yang bagus dan inspiratif. Gue serasa menemukan surganya blog, dan ternyata lagi, setelah gue cari tahu komunitas ini bukan satu-satunya komunitas yang mewadahi para blogger untuk bisa membagikan ceritanya dan terjaring dengan blogger lain. Sejak saat itu gue mulai rajin blogwalking dan mengembangkan blog gue—paling nggak memoles templatenya biar lebih eye-catching.

Disini, gue seperti menemukan kehidupan baru dan napas segar dalam menggeluti dunia tulisan. Nggak hanya lewat tulisan-tulisan yang selalu bermakna dan inspiratif yang gue baca dari tiap blog, tapi juga lewat komentar-komentar blogger yang sangat apresiatif dan suportif. Sesuatu yang nggak gue temukan di media sosial. Sesuatu yang membuat hidup gue merasa sedikit bermakna dan nggak sia-sia untuk menulis. Benar kata Tere Liye, kebaikan itu memang tak selalu harus berbentuk sesuatu yang terlihat (Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin). Bahkan jika kalimat-kalimat positif yang gue dapatkan selama ini sebetulnya terlihat. 

Hal ini juga sejalan dengan sebuah pepatah, bahwa meninggalkan sesuatu yang buruk pasti akan bernilai lebih baik. Lebih tepatnya, kalimat ini adalah apa yang selama ini gue dapat dalam ajaran agama gue,

"Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu (sebagai pengganti) yang lebih baik darinya." (HR. Ahmad no. 20739. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth).

Meski pengalaman gue ini tidak bernapaskan religius, tetapi benang merah yang gue bisa ambil adalah, seberat apapun kita memutuskan untuk meninggalkan sesuatu yang buruk kepada kebaikan, niscaya kita pasti akan mendapat gantinya yang berkali lipat lebih berharga dan bernilai dibanding berdiam diri di dalam lubang keburukan itu selamanya.

Lewat blog, gue menemukan kakak-kakak dan juga teman-teman blogger yang selalu suportif dan sangat mengapresiasi tulisan-tulisannya satu sama lain. Rasanya gue ingin mention satu persatu dari mereka yang selalu memberi warna dalam hidup gue akhir-akhir ini, entah itu lewat komentar maupun personal chat-nya, seperti kak Eno, kak Renov, kak Lia, Lutfia, tapi tentu saja masih ada baaaanyak lagi yang gak bisa gue sebut satu persatu disini (soalnya nanti kepanjangan😆), yang meski baru mengenal secara singkat bahkan lewat dunia maya, kebaikannya dalam menyemangati lewat komentar di blog nggak pernah bisa gue lupakan. Mungkin beberapa dari kalian tidak menyangka apa yang dilakukan ternyata betul-betul memberi pengaruh positif untuk orang lain, kenyataannya it really means a lot untuk seseorang seperti gue yang hampir nggak pernah mendapatkan apresiasi dari orang lain. Keluarga dan orang-orang terdekat tentu memberi dukungan (as i mentioned before), tapi rasanya berbeda ketika kita bisa menemukan itu dari orang-orang yang bahkan belum pernah kita temui secara langsung, seperti kakak-kakak semua. Sending virtual big hug to all of you🤗💕. Really, gue sangat bersyukur bisa terhubung dengan kakak-kakak dan teman-teman semua😍.

Belum lama ini gue pun dibuat terharu dengan postingan di blognya kak Anton, Maniak Menulis. Biasanya kalau blogwalking ke situs beliau, gue memang belum berani berkomentar, jadi cukup menikmati saja tulisan-tulisannya😁, apalagi banyak juga postingan seputar blogging dan tips-tipsnya yang gue dapat sepulang dari sana. Eh sekalinya gue jalan-jalan blog lagi, gue malah dikagetkan dengan postingan yang ada nama guenya😱.

Bad For Good to be Empowered (Pergi Untuk Kembali)

Padahal gue kira tulisan ini hanya sebatas misuh-misuh yang penuh dengan bualan dan bahkan tidak memberi tindakan nyata juga pengaruh apapun. Jadi, gue sangat bersyukur dan nggak menyangka bisa mendapat apresiasi yang segini besarnya hingga dibuat dalam satu postingan😫. Terima kasih banyak kak Anton!😭😍

Semoga kakak-kakak dan teman-teman semua selalu dilimpahkan kesehatan, keberkahan dan rezeki yang lebih dari cukup. Sekali lagi, gue sangat bersyukur bisa bertemu dengan kalian di dunia maya ini🤗😊.

Sejak memutuskan untuk fokus di blog inipun gue akhirnya mengubah tujuan penulisan gue menjadi lebih sempit, bahwa gue hanya ingin berbagi apa saja yang pingin gue bagikan, dan bahwa blog ini semata-mata hanyalah sarana tempat gue melepas diri dari segala kerumitan di dunia nyata. Ternyata setelah tujuan gue berubah, gue justru jadi semakin produktif dan semakin semangat menulis. Dan yah, ujung-ujungnya balik lagi deh ke poin yang gue bilang sebelumnya; sebaik-baiknya berusaha ya tidak berekspektasi. 

Sekarang ketika menulis, gue murni hanya ingin menulis. Bukan karena alasan sok ideal tadi😂. Sebab satu hal yang gue pelajari dari proses menulis ini, berbuat lah karena kamu merasa ingin berbuat, berbagi lah karena kamu merasa ingin berbagi, dan menulis lah karena kamu merasa ingin menulis, bukan karena ingin agar orang lain suka atau bahkan berubah berkat tulisanmu. Karena kita nggak bisa mengontrol tindakan orang lain. Satu-satunya yang bisa memberi kontrol atas tulisan gue ya tentu diri gue sendiri.

Baca juga: Blog Story

Anyway, kayaknya agak melo gimana gitu yaa postingan kali ini, hehe. Mungkin karena gue lagi kurang sehat, jadi bawaannya sedih aja🤔. Oh iya, in case ada yang menyadari, kenapa sih gue menuliskan  kalimat "pergi untuk kembali" pada gambar di atas?

Sebetulnya dari semua komentar baik yang diberikan, tentu membuat gue pingin terus menulis di blog. Namun sayangnya dalam beberapa bulan ini, gue justru nggak akan bisa aktif seperti sebelum-sebelumnya. Gue harus menyelesaikan pendidikan gue yang mana menjadi salah satu resolusi di tahun ini (dan nggak enak juga udah ditanyain sama ortu "kapan lulus?" haha😆😐). Mungkin sesekali gue akan posting satu atau dua tulisan, hanya saja gue nggak bisa berlama-lama stay disini untuk blogwalking. Karenanya mohon maaf kalau gue sering menghilang dan nongol sesekali.

Kali ini kepergian gue dari blog yang sementara, bukan karena keburukan seperti halnya gue meninggalkan media sosial. Melainkan untuk tujuan yang lebih baik lagi, untuk langkah kehidupan gue selanjutnya dan untuk masa depan blog ini. Semoga setelah semua urusan gue selesai, gue bisa beli domain baru dan berbagi akan banyak hal yang belum sempat gue bagikan😁.

Sekali lagi, terima kasih banyak atas kebaikan yang dicurahkan! Semoga suatu saat nanti kita bisa dipertemukan dan bisa berbagi cerita secara langsung, Aamiin😍❣️.

You May Also Like

52 komentar

  1. Semangat studinya, Awl. Semoga lancar dan bisa lulus diwaktu yang tepat 😍 dan semoga dimudahkan jalannya dalam menggapai cita-cita 💕

    Terima kasih juga sudah mau berbagi cerita dan inspirasi melalui blog, plus terima kasih sudah menyapa kakak hingga akhirnya kakak bisa mengenal Awl 😁 jangan kawatir, kakak akan menunggu dengan sabar sampai Awl kembali blogging disaat sempat 😆 hehehehehehe. SEMANGATS!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin kak Eno! Makasi banyaak atas do'anya🤗 gak kerasa udh hampir satu bulan nggak menampakan wajah disini😫, maaf kalau aku baru sempat balas komen kakak ya😭.

      Hehehe kembali kasih kaaak, aku senang banget bisa kenal kak Eno😍 Sebetulnya sejak pertama kali berkunjung ke blog kakak aku udah bisa ngerasain gimana ramah dan rendah hatinya kak Eno sama siapapun yg komentar di blognya, dan ternyata nggak nyangka akupun bisa jadi salah satu yg terhubung dengan baik sama kak Eno disini, hihi😁😆. Semoga sehat dan sukses selalu untuk kak Eno❤️

      Siap semangatt!🔥

      Hapus
  2. Awll kenapa sih tulisannya touching banget? 😆😆

    Nggak tahu lagi mau komen apaan, but for sure semangat Awl, semoga Allah mudahkan jalannya, cepat kelar studinya seperti yang diharapkan. Cepat sembuh juga, cepat balik kesini lagi buat nulisin semuanya. Pokoknya all the best wishes are yours ❤❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak Shoviaaa, maaf baru sempat balas komen mbak😫.

      Iyaa nih entah kenapa lagi melow goeslaw banget waktu itu😆. Aamiin Aamiin makasi banyak do'anya mbaak, insya Allah semoga cepet selesai karena udah gak betah banyak draft yg pengen cepet2 diselesain dan diposting juga nih😂. Wish mbak Shovi all the best juga ya mbaak🤗❤️

      Hapus
  3. Hi Awl 👋🏻 Aku jadi terharu baca tulisan ini 😭
    Btw, aku berdoa untuk kelancaran studimu ya, semoga bisa segera lulus sesuai dengan resolusimu 😉
    Juga untuk kesehatanmu. Lekas sembuh ya Awl!

    Pokoknya janji harus balik lagi ke sini ya *posesip*
    Soalnya sepi kalau tidak ada dirimu di sini Awl 😥😆

    Btw (lagi), tulisanmu emang layak untuk diapresiasi Awl. Walaupun aku nggak ninggalin komentar, bukan berarti aku nggak baca 🤭
    Tulisanmu terbilang berani banget, sama seperti apa yang kak Anton bilang. Aku cuma bisa kasih jempol untuk semua tulisan-tulisan Awl yang frontal itu hihihi 👍🏻👍🏻👍🏻 jangan pernah lelah untuk menulis ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak Liaaa! It's been a month lately tapi kayak udah berbulan-bulan banget yaa gak baca komen2 dari kak Lia😭. Maaf aku baru sempat balas komen kakak disini. Aamiin makasi banyak untuk do'anya!🤗

      Hahaha iyaa iya ini aku udah mampir nih, tapi entar mau capcus lagi jangan diposesifin lagi yaa kak🤣🤣wkwkwk.

      Aah ad always apresiasi yg hangat banget dari kak Liaa😫 Aamiin semoga aku terus diberi kekuatan dan api yang berkobar-kobar (cielah) untuk bisa terus semangat nulis kayak kak Lia yaa:'). Semoga kakak jg selalu semangat dan diberkahi kesehatan🤗. Sekarang Jakarta psbb lagi yaa? Stay safe disana ya kak Lia☹️❤️

      Hapus
  4. Baca ini pagi-pagi malah terbawa suasana, Awll. Bukan melo, tapi rasa semangat dari kamu yang ingin terus memberikan lebih di blog ini secara nggak langsung membakar semangatku juga 😊

    Kudoakan semoga skripsi lancar yaaa, cepat sidang dan cepat lulus *AMINNN* meski aku belum rutin komentar di blog kamu, tapi percayalah aku penikmat tulisan kamu, Awl. Apalagi sejak tau kamu pecinta Little Women juga huahaha

    Keep writing, keep inspiring and stay healthy yaa!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak Jane! Apa kabaaaar, hehe, maaf aku baru sempat balas komen mbak🙏🏻.

      Senangnyaa bisa berbagi semangat positif sama mbak Jane😁 semoga aku bisa cepet2 maen lagi disini lama-lama dan jalan-jalan blog kayak sebelumnya, hehehehe.

      Aamiiiin makasi banyak mbak do'anyaa🤗 hohoho aku nggak menyangka ternyata si Little Women ini yg mengantarkan aku sama mbak Jane wkwkwk😆🤣

      Stay safe and stay healthy juga untuk mbak Jane yaa❤️. Semoga di Bogor sana tetap aman terkendali dan kondusif situasinya ya mbak, soalnya di daerahku udah mulai ada cluster-cluster baru lagi hikss. Semangat terus untuk mbak Jane!😍💪🏻

      Hapus
  5. Mbak Awl aku doakan semoga sukses dan lancar dalam menyelesaikan study nya!!

    Ngomong-ngomong tentang sosial media, aku adalah penggemar dari cara kerja sosial media. Walaupun tidak memungkiri secara psikologis ikut terpengaruhi. Tapi sejauh ini aku masih bisa mengatasinya dengan baik, dan aku rasa keputusan apapun yang kamu ambil untuk menjaga dirimu dari hal yang buruk adalah keputusan yang tepat.

    Aku juga pernah ada di fase yang sama, menggunakan instagram sebagai tempat untuk berbagi tulisan. Aku melakukan ini selama setengah tahun terakhir dan hasil yang aku dapat adalah instagram merupakan media berbagi hal retjeh. Bukan salah siapa-siapa di sini, tapi memang ekosistem instagram dibangun dengan tujuan utama menghibur. Maka dari itu aku kembali ke blog untuk menuangkan pikiran dan perasaan, karena terasa valid.

    Menulis di blog kali ini pun tidak ngoyo untuk aku promosikan di instagram dan sosial media lainnya. Lebih ke door to door kali ya, blogwalking sekalian silaturahmi, tapi g maksa orang lain juga buat main. Karena belum tentu apa yang aku tulis pas dan cocok buat orang lain.

    Sehat selalu ya Mbak Awl.. Nanti kalau disela kesibukan ada waktu semoga bisa update blog!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hola mbak Pipit! Udah lama juga yaa gak liat mbak Pipit huhu, maaf baru sempat balas komen mbak🙏🏻. Aamiin ya Allah, makasi banyak atas do'anya mbak😊.

      Setuju banget sama mbak Pipit! Selama proses detox dari medsos pun aku sadar dan mulai bisa mengontrol diri bahwa pola instagram sendiri tujuannya lebih ke hiburan, maka dari itu explore-ku isinya juga nggak jauh dari hal-hal yg sifatnya menghibur. Padahal aku jarang banget sengaja nyari2 berita gosip, tapi pada akhirnya postingan semacam itu tetep muncul juga di explore😂. Algoritma instagram, yutub, dll, emang bikin penasaran banget ya😆. Dan pada akhirnya blog memang selalu jadi tempat kembali buat siapapun yg menjadikan tulisan sbg tempat berkeluh kesah:')

      Aamiin, sehat selalu juga untuk mbak Pipit yaa🤗

      Hapus
  6. "Well, it's not about the numbers, actually. It's all about the message"

    Ngena banget sama kalimat kamu ini. Kadang aku pun menulis masih terfokus pada berapa banyak yang baca atau berapa banyak yang komen. Sehingga bisa meninggalkan tujuan aku menulis, yaitu ingin berbagi dan semoga kalian yang membaca bisa mendapatkan pesan dari apa yang aku tulis.

    Makasih Awl atas tulisan ini. Makasih sudah mengingatkan dan terbuka atas apa yang sempat kamu pikirkan. Semangat untuk apapun yang sedang kamu kerjakan, semoga bisa mendapatkan sesuai harapanmu. Sukses selalu Awl dan semoga cepat kembali yaa kesini 😊❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe makasi banyak mba Devinaaa atas apresiasi dan tulisan hangatnyaa🤧🤗. Tanpa disadari kehadiran angka ini memang bener2 bikin hidup kita nggak bebas dari ekspektasi dan ketergantungan akan achievement itu sendiri ya mbak🙁

      Puji syukur senang bisa berbagi sama mbak Dev, hihi. Aku makin bersyukur rasanya dikelilingi orang2 seperti mbak Devina yg selalu hangat dan suportif dengan sesama blogger😁. Semoga sehat dan sukses selalu untuk mbak Devina yaa! Aamiin semoga aku bisa cepat2 balik dan main2 di blog lagi sampe lupa waktu😂.

      Stay safe and keep inspiring as always mbak❤️

      Hapus
  7. Halo salam kenal. Really appreciate you dear. Aku juga seorang blogger, pengen someday bisa sharing bareng Awl.

    Terus menulis ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak, salam kenal juga, hehe😁👋🏻. Makasi banyak untuk apresiasinya ya kak😊. Ayo kita sharing! hehe
      semoga aku bisa cepat kembali menulis dengan konsisten disini dan sharing bareng kakak ya, Aamiin. Terima kasih banyak sudah berkunjung😄.

      Hapus
  8. Halo Awl, salam kenal. Akhirnya daku bisa bersua juga dengan mu.


    Yeay, aku harap kamu menikmati proses belajarmu. Sama seperti kamu, aku pun juga harus dari instagram for some reason. Semua orang punya alasan atas semua tindakannya kan yes.

    Sama, kadang memang apa yg kita lakukan tak terlihat tapi mungkin menyentuh hati satu atau dua penikmat tulisan indahmu. Kamu bener bener manis banget menyentuh perasaan pembaca blogmu.

    Aku sangat apresiasi semua kerja kerasmu. Kamu sudah ada di titik terbaikmu, jangan dibandingkan. Karena emang gak ada bandingannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba Nabila! Hehe udah lama juga ya sejak terakhir aku main2 ke blog mba😅. Maaf baru sempat balas komennya🙏🏻.

      Iyess, betul banget mba. Akupun banyak ketemu sama temen2 yg detox dari instagram untuk bisa fokus dengan "real life" nya. Ternyata hidup di dunia maya gak selalu menyenangkan untuk sebagian orang ya. Semoga mba pun menikmati proses tersebut dan selalu diberkahi kebahagiaan🤗.

      Hehe iya kadang banyak hal yg bikin kita tersentuh dan sebetulnya nggak perlu jauh2 dan repot2 mencari itu, karena di ruang lingkup tempat kita mampu menjadi diri kita yg sesungguhnya pun bisa ya mba:')

      Terima kasih banyak
      untuk apresiasinya mba🤧. Semoga sehat dan sukses selalu untuk mba Nabila, Aamiin🤗❤️

      Hapus
  9. Emang Awl "pergi"? Menurut saya sih tidak. Cuma harus melaksanakan tugas yang lebih penting dan memang harus diprioritaskan.

    Saya pikir banyak yang akan dengan sabar menanti kembali "adik kecil" mereka yang pemberani di "sini".

    Jaga kesehatan Awl dan tunaikan tugas utama dulu.

    Awl tahu kami ada dimana kan?

    Wish you all the best

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siaapp kak Anton! Hihi ternyata saya memang gak benar-benar pergi, alias cuma kabur aja sebentar😂. *Hehe ngga deng. Blog ini sudah seperti rumah, jadi sejauh apapun melompat untuk mengutamakan prioritas, pada akhirnya tetep balik kesini buat sekadar main😅. *iyapp karena saya sudah tau kakak-kakak semuanya, termasuk kak Anton ada dimana😁😁. Tadinya saya mau bales komentar di postingan terbaru, tapi gak afdhol rasanya kalau yg ini dilewat, hehehehe.

      Terima kasih banyak kak Anton untuk apresiasi dan semangat yg diberikan🙏🏻 Semoga kak Anton dan keluarga juga selalu sehat dan dijauhkan dari segala marabahaya, Aamiin.

      Hapus
  10. Well, it's not about the numbers, actually. It's all about the message.

    Setuju banget. Tulisan2 sejatinya adalah tentang pesan apa yang disampaikan. Bukan tentang ada berapa orang yg udah baca, like, share dll.

    Untuk apa banyak yg like, tapi pesan kita tidak teesampaikan. Heeheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak Dodo! maaf baru sempat balas komennya. Makasi banyak udh selalu menyempatkan main2 kesini🤧.

      Betapa sulitnya berkarya di era digital seperti ini ya, kita harus bisa konsisten dengan tujuan dan kualitas dari konten tanpa harus mempedulikan engagement, dll. Karena pada akhirnya, yg tulus pasti yg bisa mendapat tempat di masing2 hati *cielaah daleem bener😂*, hati pembaca maksudnya, heheheheh. Semangat terus menulisnya kak Dodo!

      Hapus
  11. seneng bisa ketemu dengan awl, seneng bisa kenal di dunia perbloggan ini, apalagi nanti pas ketemu langsung rasanya udah yang kenal bertahun tahun gitu pastinya
    sampul depan bad for good dan tulisan pergi untuk kembali, awalnya aku mengira ngira, mungkin akan bercerita soal cerita cerita ala novel, ternyata bukan
    aku rasa aku sendiri nggak akan pernah merasa seperti ditinggal oleh awl, meskipun awl nantinya cuman nongol sesekali saja. ahh mungkin aku akan kangen tapi ntar kan awl muncul lagi, ahh btw aku nulis kalimat ini mata jadi berkaca kaca hahaha, pas dini hari pula
    pergi sesaat dan sesekali kembali untuk hal yang baik, insyaallah outputnya akan baik juga nantinya ya. tetep semangat buat kelancaran studinya
    siapa tau nanti awl bikin surprise dengan "rumah maya"nya ini, nama domain baru tadi dan tampilan yang bikin pangling. tetep semangatttt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba Ainun! maaf baru sempat balas komen mba🙁. Akupun seneng banget bisa kenal dengan mba Ainun lewat blog, berawal dari keranjingan baca tulisan mba tentang traveling yg bikin aku berasa ikut traveling tiap kali liat foto-fotonya😆. Iyaa ya mba, aku jadi ngebayangin kalau suatu saat bisa ketemu bakal gimana yaa, kayaknya banyak banget deh yg bisa diobrolin saking udh kenal sama tulisan dan cerita2nya😂.
      Hehehehe tenang aja mba Ainuun, ini aku lagi main2 dulu setor tulisan biar nggak bolos kelamaan, nanti takut didepak dari grup wkwkwk. Semoga aku bisa cepet2 balik dan menetap disini terus main2 ke blog mba Ainun lagi yaa, biar mba gak perlu sedih dan berkaca-kaca lagi ngebayangin ditinggal aku *hikss hiks* (tapi serius aku jd ikut terharu baca komentar mba Ainuun😭😫🤧).
      Pokoknya mba jaga kesehatan selalu dan stay safe ya mbaa🤗 ngeri banget covid19 masih merajalela di Indo☹️
      Aamiin, makasi banyak untuk do'anya mbaa. Huahahaha ini mah rencana aku udh kebaca duluan sama mba Ainun wkwkwk, Aamiin semoga nanti bisa kebeli rumah barunya dan bikin pangling deh😁.

      Semangaaatt🔥

      Hapus
  12. Sebenarnya IMO, IG atau blog keduanya sama-sama menampilkan apa yang ingin ditampilkan oleh si empunya. Tapi memang pressure di IG berasa lebih besar. Mungkin karena kalau di blog effort untuk melihat 'sisi' yang ingin ditampilkan orang lain tsb sedikit lebih besar daripada IG yang bentuknya lebih visual. Di blog kita harus berkunjung dulu, kemudian meluangkan waktu untuk membaca huruf demi huruf.

    Tapi keduanya pada akhirnya balik ke kita lagi. Pilih yang bikin happy :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak Hicha! Maaf aku baru sempat balas komen kakak🙏🏻.

      Risiko dikelilingi platform digital mau nggak mau memang harus dihadapkan sama berbagai sistem (termasuk algoritma) itu ya, kak. Meski, akupun setuju blog ini terasanya lebih sehat dan terkendali karena orang-orang cenderung lebih memilih visual daripada tulisan. Toh kalau ada berita yg diposting di media sosial pun, orang2 cenderung salah fokus baca judulnya aja, gak tertarik sama baca captionnya😌. Dan yepp, pada akhirnya, pilih media yg bisa membuat kita nyaman dan happy, deh berkarya disitu, hehe.

      Hapus
  13. Hai Awl, udah cukup lama sejak terakhir aku mampir ke sini, eh disambut tulisan yang deep ini. Di jaman seperti sekarang ini, enggak heran memang kalau media sosial mempengaruhi kita. Keputusan buat pergi sementara kadang memang diperlukan, apalagi untuk menyelesaikan prioritas kan? Semangat dan sukses untuk skripsinya Awl, semoga segera sidang, dilancarkan semuanya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak Eyaaa, lama nggak bersua! maafkan baru sempat balas komennya setelah sekian lama:')
      Terima kasih banyak untuk do'anya kaak, semoga segala urusan kak Eya pun dimudahkan dan kakak diberikan rezeki yg melimpah🤗 Jangan lupa jaga kesehatan ya, kak!😀

      Hapus
  14. Medsos seperti IG, memang ga cocok utk tempat sharing opini sepertinya Awal :D. Akupun merasa temen2 di sana baru tertarik utk likes dan syukur2 baca komen kalo isinya kliatan muka si owner medsos ato OOTD :p. Sekalinya cuma foto2 infografis ato benda, jumlah likes pasti turun, udah aku amatin itu :p.

    Makanya akupun jauuuuh LBH suka menulis di blog kalo memang pgn cerita panjang.

    Semangaaaaat ngerjain tugas2 kuliah, semoga lancar dan cepet selesai ya Awl ;). Sesekali refreshing mampir di blog temen2mu inii hahahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mbak Fannyyy!!! *buru-buru antusias pengen jawab*😆. Apalagi memang IG sendiri didesain untuk visualisasi, jadi sepertinya gak heran ya kalau orang-orang main disana untuk sekadar cuci mata. Pada akhirnya kita nggak perlu banyak berekspektasi sama media sosial, karena yg bisa mengontrol perilaku orang lain ya mereka sendiri. Btw mbak Fanny iseng banget sampe ngamatin pola2 macam gitu di instagram😂. Tapi asik sih kayaknya yaa observasi gitu, berasa jadi detektif ig😆.

      Aku jd inget pesan Raditya Dika, bahwa kita sebisa mungkin berkarya di platform dimana kita didengar, dan karena ternyata aku bisa menemukan "piece" dan orang2 yg mau untuk mendengarku disini, jadi disinilah aku seharusnya menulis dan bisa ketemu sama mbak Fanny😂 hehehe.

      Btw makasi untuk do'a dan semangatnya mbaaa! Aamiin Aamiin🤧 siaap ini aku sering mampir kok mba, tapi jarang nampakin diri aja haha malu soalnya kalau cuma muncul bentar terus ilang lg🤣

      Hapus
  15. Hallo neng Awl,
    sebelum komen, mau bilang makasih banget udah di mention. Alhamdulillah kalau bisa sedikit membuatmu tersenyum, that's what friends are for kan 😘..

    Saya termasuk yang suka dengan tulisanmu, karena pemikiran yang deep serta kritis dan berusaha melihat sesuatu dari berbagai perspektif, Awl juga berhati hati tapi tidak segan mengemukakan pendapat.

    Hiatus dari sosial media terkadang perlu dilakukan apalagi jika memang sudah cukup lelah, apalagi sekarang ada prioritas utama yang harus ditunaikan kewajibannya yaitu menyelesaikan tugas akhir dan bersiap untuk sidang.

    Kami akan selalu ada disini kapan pun Awl akan kembali.

    Much love and take care ... xoxo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Renoov, maaf baru sempat balas komen disini. Akupun mau bilang vielen Dank sekali lg sama kak Renov!:D

      Tadinya aku pikir nggak mau buka2 blog dulu sebelum bener2 selesai prioritas utamanya, tapi ternyata terlalu banyak sampah pikiran yg minta diluapkan, atau sekadar butuh bacaan lain di blog makanya akhir2 ini mampir kesini deh, hehe.

      Take care juga untuk kak Renov disana yaa<3

      Hapus
  16. Wah kalo ngomongin tentang insekyur di era bermedia sosial, saya agaknya sering untuk menghindari berlama-lama melihat status orang lain. Kadang terbesit gitu aja, "Ah udahlah stop scroll beranda dia, untungnya apa sih buat gue."

    Dulu pernah pas lagi insekyur banget, sampe-sampe pernah ngehapus seluruh kontak (tentunya sudah di backup dulu) wkwk

    Iya saya males liat status WA orang, sekali ngelihat rasanya mau dilihat semua. Perlahan saya belajar untuk mengendalikan emosi, bagaimana mengalihkan rasa insekyur menjadi bersyukur. Udah tok kalo bahas bersyukur. Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak Reskiii, maaf baru sempat balas komennya.

      Kalau udah bahas bersyukur tuh rasanya udah cukup aja ya, nggak bisa berkelit masih ngerasa insecure ini dan itu, haha. Lagian sayang kuota juga kalau diam lama2 di medsos ngeliatin hidup orang satu2, jadi baiknya harus hemat kantong:D Malah menurutku lebih baik ngabisin waktu di yutub buat nonton2 program yg menarik daripada main instagram, walaupun kalau mau lebih bermanfaat ya mending gak usah main dua2nya aja, wkwkwk. Pada akhirnya kita bener2 harus mengontrol diri nih dalam bermedsos ria:')

      Hapus
  17. Hai Kak Awl!
    di awal-awal baca rasanya tiap paragraf pengen bilang 'setujuuu' semua
    pas mulai scroll ke bawah beneran melow, Kak Awl yang sering main-main ke blog aku yang masih standar banget inii, harus pamit duluu dari blog:(
    tetep semangat yaa kak, terlebih untuk kuliahnyaa semoga lancar teruus:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Andiin!:D

      Masalah yg ditimbulkan dari main medsos ternyata bener2 pelik ya.
      Hehehehehe iyaa nih, aku pamit dulu tapi sesekali masih tetep nongol, karena banyak pikiran yg ujung2nya mesti ditulis. Kalau nggak nanti jadi stress huhu.
      Makasih banyak yaa, semoga segala urusan Andin pun dilancarkan dan tetap semangat ngeblog juga kuliahnyaa ya! Terus membaca dan menulis, *biar rekomendasi bacaan aku jadi makin banyak, huahaha:D

      Semangaat!

      Hapus
  18. Haai Awl, ternyata kita sama. aku juga deactive IG. Alasannya sih karena merasa jenuh. Sekarang memasuki minggu ke-2. Kemarin sekitar 5 minggu deactive IG. Kali ini entah bakal berapa lama akan bertahan. Mungkin bakal sampai akhir tahun.

    AKu juga sudah berada di titik seperti yang awl rasakan, sekarang menulis yaa karena ingin menulis saja. Ngeblog sekarang sibuk menjalin pertemanan dengan blogger lain. Dari mereka aku mendapatkan banyak pengetahuan baru.

    Selamat menyelesaikan pendidikan. Semangaat yaa,
    ditunggu kedatangannya kembali :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mas Rivai, semangat bertahan melalui masa2 deactivate nya! Hehehehe. Kalau aku kemarin tahan selama 3 bulan, alasannya waktu itu pas aku cek akunku tiba2 kena restricted IG entah kenapa, jadi harus install lg dan sampai skrg keterusan:') Setidaknya udh bisa mengontrol diri lah (walaupun aku berencana buat deactivate lg haha).

      Sama seperti mas Rivai, akupun banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru disini, karena tentunya setiap blogger punya cerita yg berbeda beda dan unik. Anyway, terima kasih banyak untuk semangatnya:D Semoga aku bener2 bisa segera kembali kesini 100 persen dan jalan2 juga ke blog mas Rivai, hehehe.

      Hapus
  19. Hai kak Awl, ternyata sekarang harus meneruskan studi ya jadinya untuk sementara tidak ngeblog dulu. Aku setuju sih, ngeblog untuk sementara bisa berhenti dulu, yang utama pendidikan karena itu nanti untuk masa depan sendiri.

    Kalo dari dulu aku menulis hanya untuk senang senang saja, Alhamdulillah dapat respon yang baik dari teman teman. Soalnya kalo menulis yang agak sensitif aku ngga berani, takut dibully.

    Tetap semangat ya kak Awl.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak Agus! Udah lumayan lama nggak bersua di blog, hehehe. Sebelumnya terima kasih atas semangatnya ya kak:D

      Iya nih kak Agus, kemarin aku agak kesulitan ngebagi waktu antara skripsi sama ngeblog, pikiran sering terbagi bagi jadinya memutuskan pamit dulu. Sekarang sih masih skripsian hehe, tapi karena banyak hal yang nggak bisa disimpen aja di dalem kepala, jadinya sesekali menulis dan berkunjung sebentar:D

      Alhamdulillah, skrg kalau ada yg dibully pun bukan kak Agus nya, tapi tokoh2 di dalem cerpennya kak Agus yg kadang lucu dan ngeselin kayaknya ya, wkwkwk. Tetap semangat juga untuk kak Agus! Semoga semakin rame blognya, dan semakin banyak lagi cerita2 brilian yang kak Agus tulis.

      *kayaknya ini aku main ke blog kak Agus tau2 udah banyak ketinggalan cerpen2nya deh, hohoho*

      Hapus
  20. Semoga semangat menulisnya tak redup lagi. Saya juga masih belajar menulis walaupun sudah punya blog sejak belasan tahun silam.

    Mengenai konten, setiap orang bebas menentukan tentang apa blog yang dikelolanya. Blog saya, blog pribadi. Isinya 'sampah' di pikiran, yang kalau tidak 'didaur ulang' menjadi tulisan, bisa-bisa pikiran saya penuh dengan sampah.

    Saya juga punya beberapa akun medsos. Yang paling toxic menurut saya adalah instagram. Saya lebih suka twitter karena pengguna twitter lebih sering berbagai ide.

    Dari situ juga saya sering mendapat ide untuk menulis di blog. Makanya blog aaya isinya random, tergantung apa yang sedang saya pikir, atau kadang apa yang sedang menjadi trending topic.

    Semoga terus menulis ya mbak Awliya. Tulisannya bagus-bagus kalau menurut saya pribadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, terima kasih mas Agung, gak kerasa udh satu bulan lebih sejak mas komentar disini, maaf baru sempat balas.

      Sama seperti mas Agung, blog ini secara garis besar isinya sampah pikiran saya, jadi mau hiatus selama apapun ujung-ujungnya tetap balik kesini, buat menyalurkan sampah pikiran. Habis gak betah lama-lama kalau dibiarkan mengendap di kepala, hehe.

      Btw instagram kalau gak kita manfaatkan dan kontrol dengan baik memang sangat kerasa toxicnya, jadi kendali penuh benar-benar ada di tangan kita ya mas, konten seperti apa yang mau kita nikmati. Dan sejujurnya twitter juga sedikit banyaknya memberi inspirasi juga buat saya menulis hal-hal secara random:D

      Semangat terus berkaryanya mas Agung! Hehe sekali lagi terima kasih:)

      Hapus
  21. Aku jadi ikutan melow lho, serius.
    Take your time Awl. Lakukan yang terbaik yaa.. Semua sayang kamu, karena kamu selalu jadi diri kamu. Melow-melow dikit nggak masalahlah, karena terkadang kemelewoan seseorang itu bisa membuat dirinya lebih tenang dari sebelumnya.

    Semangat terus ya Awl, semoga lancar untuk studynya :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak Rizky! Yaampun aku malah jadi terharu lg baca komen kakak:'((

      Aamiin, terima kasi banyak yaa kaak, semoga segala urusan kak Rizky juga diberi kelancaran dan tetap semangat ngeblognya!<3

      Hapus
  22. saya jadi pengen semangat ngeblog lagi nih
    biar bisa lebih giat belajar lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo semangat terus menulis dan ngeblognya kakk! Hihihi

      Hapus
  23. Aku beberapakali bisa relate sama isi tulisan-tulisan kamu. Begitupun yang ini. Everyone just care about how we look, not what inside our mind. Menulis caption yang mungkin menyentil, juga nggak akan ada yang tersentil, kecuali gambar/video yang kamu tunjukkan menyentil.
    Melihat dan mendengar lebih mudah daripada meluangan sedikit waktu itu membaca pelan-pela dan menelaah isinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Exactly mba Ainuuun:'(( sedih kan yaa kalau orang-orang lebih peduli sama looks kita daripada apa yg sebenarnya mau kita bagikan. Pada akhirnya kita sendiri yang harus memilih dan bisa menempatkan diri, platform seperti apa yg cocok untuk kita bisa menjadi diri kita tersebut. Bersyukur bgt blog masih bisa eksis sampai sekarang dan bisa jadi "tempat pelarian" dari kerasnya hidup (terkhusus dari platform yg onoh) *hikshiks*:'))

      Hapus
  24. Ya ampun kangen juga nggak mamoir ke blog adik kece yang satu ini. Kritis khas anak mudanya keren banget. Semoga sampe lulus nanti jiwa kritisnya tetep bertahan dan berkembang ya Awl.

    Aku masih dulu pas awal-awal nikah juga suka underpressure gt kalo liat medsos. beberapa kali juga pernah hiatus dan bahkan deactivated, atau hapus appsnya tapi bukanya dari chrome aja.

    Kaya gitu itu ternyata proses ya. Membiasakan utk menghilangkan sesuatu dari kehidupan kita. Sekarang sepertinya aku udah cukup terbiasa. Meski di hp skrg ada appa twitter, ig, dan fb aku mash jaraaaang bgt membukanya. Waktuku lebih tersita buat main sama anak dan ngeblog.

    Tetep semangat yaaa. Semoga kuliahnya lancar dan manfaat karya2nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kangen mba Ghina jugaa, udh lama nggak bersua:') aku masih sempet baca-baca postingan mbak sih, tapi nggak sempet komen saking keren tulisannya, wehehe:D

      Ibaratnya love-hate relationship gitu ya mbak sama medsos, kadang ngerasa toxic tapi nggak bisa pergi lama-lama dari sana. Akupun skrg cuma buka via browser aja, biar nggak boros storage juga.

      Aamiin, Aamiin mba Ghina, makasi banyak yaaa! Tetap semangat juga untuk mba Ghina ngeblog dan main sama dedeknya, hehehe:D

      Hapus
  25. Diriku mengaminkan harapan ini: "Semoga setelah semua urusan gue selesai, gue bisa beli domain baru dan berbagi akan banyak hal yang belum sempat gue bagikan😁." Tetap semangattt!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Jeni, thank you sudah mampir ke blogku!🤩 Dan terima kasih juga sudah ikut mengamini. Semangat dan sehat selalu ya, kak!!☺

      Hapus