Kesalahan yang Sama

by - Maret 26, 2020


Pernah gak sih lo merasa terjebak dalam lingkaran setan dan mengulang pattern yang sama?

If you do, itu artinya lo normal—katanya sih gitu.

Mungkin udah nature-nya manusia kali ya untuk jatuh ke lubang yang sama berkali-kali, seakan-akan kita gak cukup pintar untuk bisa mengambil hikmah dari setiap kesalahan yang terjadi. Padahal bukannya gak bisa mencerna setiap pelajaran, menurut gue terkadang kita justru menjadikan pengalaman itu sebagai tameng buat bisa menghadapi kegagalan berikutnya. Instead of blocking away the anxiety and avoiding failure, kita malah cenderung membiarkan kesalahan terjadi lagi hanya untuk tahu apakah kali ini bisa lebih kuat atau malah lebih keok pertahanannya dari sebelumnya, atau hanya karena udah merasa cukup kuat buat menghadapi segala risiko—ini sih gak masalah bagi gue, artinya kita masih punya kesadaran untuk siap gagal. Tapi yang lebih parahnya, ada momen dimana justru kita gak tahu kalau kita sedang berjalan menuju kesalahan yang sama, ke dalam lubang yang sama dan gak sadar bahwa perlu waktu sebentar lagi untuk kembali jatuh.

Contoh terkecil dalam kehidupan sehari-hari adalah melewatkan kesempatan dengan cuma-cuma. Gue personally, sering banget secara sadar atau nggak, melewatkan gitu aja kesempatan yang harusnya bisa gue ambil. Kesempatan, yang harusnya bisa jadi tempat gue mencicipi sesendok kecil petualangan dalam hidup, tempat gue mencoba pengalaman yang gak pernah gue temui sebelumnya. Terkadang gue jadi penasaran sendiri, seandainya kesempatan-kesempatan itu gue ambil, ada di bubble seperti apa gue sekarang? Yang pasti gue bisa selangkah atau dua langkah lebih maju daripada sebelumnya, atau mungkin sekarang. Mungkin aja gue ada di bubble yang lebih besar, lebih segar, lebih melegakan, dan lebih menantang. Lucu kalau membayangkan mungkin Tuhan sedang menertawakan gue yang hobinya sambat sama misuh-misuh soal hidup gue yang gini-gini aja, padahal gue sendiri yang ngelewatin kesempatan emas yang Allah kasih. Gue sendiri yang hobinya uncang-uncang kaki dan rebahan gak jelas. Kadang meringis sendiri sih, perlu digetok seberapa keras gue buat bangkit dan berjalan? Mengambil setiap kesempatan yang datang.

Mungkin, ini normal. Again, seperti yang gue bilang di atas. But do you know? It's all normal as its looks. It seems normal, karena itu biasa kita lakuin. It sounds normal, karena melewatkan kesempatan berharga dan mengulang kesalahan yang sama adalah pola hidup manusia. Kita yang membuat semuanya tampak normal. Coba deh bayangin, gimana kalau dari sejak awal kita mengenal hidup semuanya benar-benar dilakukan dengan hati dan hati-hati, mungkin gagal bukanlah sesuatu yang normal. Tapi lagi-lagi ngeri juga membayangkan betapa seramnya persaingan di antara kita. Manusia akan selalu menghalalkan segala cara supaya bisa sampai ke titik yang mereka mau. Terus, gimana cara orang-orang gagal menghadapi hidup mereka? Depresi, pasti. Sementara tekanan yang datang bertubi-tubi. Lihat orang sukses kiri kanan. Padahal kapasitas manusia gak bisa disama ratain. Orang-orang yang sangat rajin pun pasti pernah gagal, pasti pernah melewatkan kesempatan yang datang dalam hidupnya, disadari atau nggak.

Pesan gue adalah, segala sesuatu yang normal gak bisa selamanya dimaklum. Normal hanya kumpulan stigma yang dianggap common oleh sebagian orang. Normal is just assumption that we, our own selves made. Gak apa-apa melewatkan kesempatan, selama semuanya diputuskan dengan matang, selama kesempatan itu dilewat untuk sesuatu yang lebih bernilai buat diri lo. Tapi tidak membiarkan diri mengulang kesalahan yang sama sesungguhnya sangatlah bijak, daripada mengulang hal yang bikin kita menyesal. 

Blog kali ini sengaja gue isi lebih personal, supaya masing-masing dari kita bisa refleksi. Kira-kira kesempatan apa aja sih yang udah dilewatin dengan percuma? Lalu setelah itu bertekad dalam diri buat gak mengulang jatuh di lubang yang dalam, di kesalahan yang sama.

Anyway, stay safe, guys. Stay healthy and stay at home. Lebih baik jaga kesehatan, jangan sakit. Not to be rude, tapi jadi sakit di Indonesia menurut gue cukup memprihatinkan. Apalagi melihat death rate nya udah sampe puluhan orang gini. Kalau ngebandingin sama di Thailand yang sama-sama negara berkembang dan asia tenggara, jumlah pasien yang positif corona disana udah 1000 orang tapi yang meninggal sampai saat ini 4 orang. Ngeri, makanya. Semoga kita diberikan perlindungan selalu ya.

You May Also Like

6 komentar

  1. Uwuuu mantap ainaa... Ngena banget uhuy

    BalasHapus
  2. Tetap semangat dan sukses selalu ✊

    BalasHapus
  3. nancep banget nih .. kadang kita tidak menyadari ketika menuju kesalahan yang sama..

    keep writing non .. ♥️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe makasih kakk! Keep writing and always be happy ya, kak renov❤️

      Semoga kita terhindar dari jatuh dalam lubang yang sama dan selalu mawas diri untuk bisa self-reflect, Aamiin. Semangat kak💪🏻

      Hapus