Manusia Lemah

by - September 16, 2021


Halo semua!! Podcast Notes of Little Sister kembali lagi. Well, sebetulnya episode ini bukan yang baru gue tulis, melainkan memang sudah pernah gue rekam di bulan Juni lalu. Rencananya akan dipakai untuk bahan collab dengan teman gue yang seorang illustrator design. Namun berhubung gue masih kehabisan ide dan nggak mau podcast gue terlunta-lunta, maka sambil menunggu inspirasi datang, gue memutuskan untuk publish ini sebagai episode ke-13. Semoga teman-teman suka, merasa relate, dan terakhir.. selamat mendengarkan!🥰

o-o

Hidup di zaman penuh jerat
Rasanya semua berlomba-lomba menjadi kuat
Media sosial layaknya sirkus penuh akrobat
Semakin dilihat, semakin membuat penat

Beribu kekuatan ditonjolkan
Bahkan jika disana tampak kesedihan
Rasanya esok harus bahagia dengan instan
Seakan-akan kita semua robot tak berperasaan

Lelah juga ya jadi manusia super
Walaupun kadang tak ada yang meminta
Dengan sukarela kita berlelah ria
Padahal mungkin saja hidup kita tak ubahnya seperti joker

Manusia memang begitu
Suka lupa bahwa lemah adalah watak kita
Sia-sia waktu perhatikan yang hebat saja
Tinggalkan nyata demi yang semu

Harus berapa kali diingatkan
Bahwa tak apa menjadi lemah
Sesekali kita perlu jujur terhadap diri
Sebab bukan kau saja yang merana

Mungkin sudah tabiat manusia pandai menyembunyikan rasa
Namun kita juga tak boleh lengah
Tak selamanya lemah adalah kekurangan
Kuat pun bisa jadi kelemahan, kalau kita menggantungkan semuanya disana

Kau bukanlah mesin yang sesamamu ciptakan, yang dipaksa terus berjalan
Hidup kita punya batas
Pun segala rasa dan emosi yang valid dialami
Karena kita hanyalah manusia..

Kini coba tarik napasmu, lalu embuskan
Tanya diri, bagaimana emosi hari ini?
Apakah kuatmu datang tanpa paksa?
Atau lemahmu justru memberi kekuatan?

You May Also Like

6 komentar

  1. As usual, selalu suka sama karya-karya Awl 😍 By the way, kalimatnya sarat makna banget, salut sama Awl bisa merangkai kalimat dengan begitu indah 🧡 Keep it up, Awl ~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi makasi banyak kak Enoo😁🥰 Senang kalau kak Eno suka dan menikmati podcastnya😁

      Ditunggu episode selanjutnya ya kaakk, xixi gomawuuu❤

      Hapus
  2. Ah mbak Awl, sajaknya bagus dan menyentuh. bener banget bahwa orang2 di zaman ini kok ya berlomba-lomba terlihat kuat dan baik2 saja itu buat apa sih? 😭 Media sosial sudah menjadi etalase, yang hanya memajang sesuatu yang sudah dipoles sedemikian rupa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank youuu mbak Sekar!🥺🥰 Karena kehidupan kita yg semakin terekspose ini cukup demanding buat sebagian besar pengguna medsos yg lagi struggling dengan real life-nya mungkin ya mbak, jadi kesannya semua orang pada bergerak cepat dan kuat. Padahal semua yg dilihat ibarat ilusi semata. Ah iya, analogi medsos sebagai etalase juga pas banget🤧. Sesuatu yg nggak kita miliki ada di etalase, tapi one day bisa aja ketika kita udah dapet itu feelingnya jadi biasa aja😟.

      Hapus
  3. Tersepona aku sama rangkaian kalimatnya. good job Awl. Suaranya juga. Recordergenic banget.. *maksa amat* 😁
    Ditunggu karya lainnya Awl.

    Btw Awl rekamnya pake apa? Apa recoder hape bawaan kah.. hehe *kepo 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank u mas Bay, lama-lama hidung aku terbang ini baca-baca komentarnya😆

      Hahahaha recordergenic tuh maksudnya gimana mas Bayu🤣🤣 aku malah ngebayangin alat musik tiup recorder daripada makna aslinya, alat perekam wkwkwkw. Siap ditunggu aja ya mas🤭

      Aku rekamnya pake aplikasi voice recorder mas Bay, download dari playstore. Mungkin sebetulnya sama aja, tapi entah kenapa lebih nendang kalo download yg beda😅 sisanya diedit-edit deh pake audio software alakadarnya di hp. Kalau suaranya kekecilan, bisa ditinggiin di aplikasi itu. Anaknya suka yg praktis-praktis aja soalnya, wkwk.

      Hapus