Antara Mimpi dan Realita

by - Juni 26, 2020

antara mimpi dan realita

Sudah lama sekali gue gak "bermimpi". Menjadi dewasa membuat tidur bahkan gak lepas dari realita. Mimpi hanya berisi tentang keresahan dan kekhawatiran soal urusan-urusan yang belum tuntas. Dulu, mudah saja mewujudkan apa yang kita cita-citain lewat mimpi, walaupun gak benar-benar terwujud, paling tidak gue tau rasanya jadi dokter dalam sekejap, gue tau rasanya jadi puteri kayak di film Disney, gue bahkan pernah ngerasain tinggal di dasar laut jadi putri duyung, gue tau rasanya ketemu idola dan bahkan sama-sama jadi artis, gue tau rasanya jadi penyanyi terkenal yang bikin konser world tour, gue tau rasanya keliling dunia—walaupun aneh, karena gue bisa berpindah-pindah negara literally dalam hitungan detik, gue tau rasanya jadi presiden yang negaranya cuma berisi orang-orang baik—dan anehnya—hidup berdampingan sama kurcaci-kurcaci di film Snow White, dan banyak hal yang mungkin gue belum bisa capai tapi gue pernah rasain lewat bunga tidur. Sekarang, mimpi gue cuma berpusat di kehidupan nyata selayaknya manusia pada umumnya yang permasalahannya seputar hubungan dengan orang-orang terdekat, percintaan, perkuliahan, perselingkuhan, ambisi, pekerjaan, berbagai persaingan, insecurity, dan tetek bengeknya. Semuanya udah gak asik lagi. Mungkin karena gue sudah lupa caranya berimajinasi, pikiran gue cenderung mengabaikan hal-hal menyenangkan tentang mimpi.

Sebenernya, apa sih artinya mimpi kalau toh kita masih harus bangun dan berhadapan dengan kenyataan yang mati-matian kita hindari? It's nothing. Kebahagiaan sesaat yang gue bisa dapatkan lewat tidur panjang bukan lagi sesuatu yang gue butuhkan, karena gue pada akhirnya akan tetap bangun seperti orang bodoh yang diliputi insecure dan anxiety soal masa depan. Bahkan saking serius dan fokusnya memikirkan kenyataan, gue pun jadi gak tau gimana caranya bermimpi, dan punya mimpi. Gue lupa gimana asiknya nge-list impian dan kerja keras buat dapetin itu. Kalian ngerasa gitu juga gak, sih?

Semakin dewasa kita cenderung hanya akan ngejalanin sesuatu sesuai arus, alias ngalir aja. Mau lulus kuliah? Ya tujuannya yang penting lulus, apalagi? Mau kerja? Yah, yang penting dapet uang, gak usah muluk-muluk. Cicilan ini itu jaman sekarang dan kedepannya pasti bakal makin mahal, walaupun sebisa mungkin gak pingin sih gue nyicil, moga aja rezekinya lancar terus kan, Aamiin:') Mau S2? Yaa karena temen-temen pada lanjut sekolah, ngerasa insecure aja kalau gak bisa naik pangkat karena cuma punya gelar S1. Terakhir, mau ngembangin hobi deh, biar keren dikit, tapi yaa itupun karena sulit buat dapat pekerjaan yang sesuai dengan passion dan jurusan.

Memiliki mimpi barang satupun sepertinya sesuatu yang berat banget dan mustahil buat diraih, karena kita semakin diperlihatkan dengan persaingan antar manusia yang semakin berat dan picik. Orang-orang bisa dengan mudah mencapai apa yang dia mau hanya karena privilege—salah satu kata yang paling sering disebut akhir-akhir ini. But it's true though, gue sampai lelah harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa hanya orang-orang yang punya privilege yang bisa maju. Hasilnya, nepotisme ada dimana-mana. Tapi tenang, gue gak lagi pengen ngebahas privilege. Inti semuanya adalah tentang mimpi. Gue yang lupa dengan mimpi-mimpi, gue yang gak bisa bermimpi karena realita yang terlalu jelas dan sulit, atau mungkin kita, kita yang terlalu lelah memikirkan berbagai problema menjadi dewasa sehingga mimpi seolah hanya tercipta untuk anak-anak dan berakhir saat kita beranjak dewasa.

Sekarang kalau gue tanya, apa sih mimpi kalian? Mungkin gak semua orang bisa jawab. Mungkin beberapa ada yang termangu dan mendadak tersadarkan bahwa dirinya selama ini hidup tanpa mimpi. Gue pun lagi-lagi hanya ingat tentang mimpi yang dulu-dulu, karena untuk sekarang yang gue tau gue hanya mau ngejalanin apa yang gue suka dan bertanggungjawab atas hal-hal yang harus gue selesaikan. 

Namun sepertinya gue salah. Sampai disini, gue memutuskan buat simpan tulisan ini di draft selama berhari-hari karena tampaknya gue udah mulai emosional.😢


Hari ini, di tanggal kalian baca postingan ini, sepertinya gue udah bisa melanjutkan tulisan ini karena sisi terang yang mulai gue lihat keberadaannya. Berhari-hari semedi membuat gue sedikit tercerahkan tentang rindu akan bermimpi. 

You know what? It's okay to be aware of facing the reality and having a dream at the same time. Mimpi sebetulnya berarti. Memiliki  mimpi  adalah satu cara bahwa kita percaya dengan hal-hal baik di masa depan. Gak ada yang salah dengan itu. You are never too old to set another goal or to dream a new dream.

Gue perlahan mencoba mundur sedikit ke belakang, teringat dengan dream list card yang gue dapatkan lewat buku yang gue beli beberapa bulan lalu. Kartu mini itu isinya lumayan penuh. Beberapa mimpi masih kelihatan dekat sama apa yang lagi gue jalanin sekarang, beberapa lumayan tinggi, dan sisanya mungkin ketinggian. Gue agak tertegun, karena ternyata gue masih punya mimpi. Tanpa sadar mungkin gue sedang berusaha mencapai salah satu di antaranya. Dipusingkan dengan berbagai kenyataan yang pahit beberapa bulan terakhir ternyata sukses bikin gue lupa bahwa gue masih jadi cewek yang punya banyak mimpi dan suka berimajinasi. Gue lupa caranya melihat sisi diri gue yang positif, lupa melihat bagaimana selama ini gue berjuang untuk setidaknya memperoleh sedikit demi sedikit dari apa yang gue impikan.

I remember have had a beautiful dream a month ago. Dalam mimpi itu, gue dapet pekerjaan di sebuah kantor yang gak jelas tempatnya—mimpi emang seringkali aneh—tapi gue terlihat sangat bahagia dan menikmati pekerjaan gue. Ceritanya gue pulang pergi naik kereta, dan tinggal di sebuah flat atau apartemen kecil gitu. Sekejap latarnya Indonesia, sekejap lagi gue berasa kayak naik kereta bawah tanah di Eropa, entah. Mimpi itu sebentaaar banget, karena tiba-tiba gue udah ada di mimpi yang lain yang super aneh.

Dari mimpi singkat itu, gue belajar bahwa memang betul adanya kita seringkali dibutakan dengan satu hal baik yang bernilai saat di sekelilingnya ada banyak sekali kesalahan-kesalahan atau hal negatif yang menimpa kita. Gue terlalu fokus sama mimpi-mimpi gue yang "apaan sih" dan menyedihkan, sementara gue gak inget bahwa gue pernah punya mimpi yang baik sesekali. Dalam kehidupan nyata, gue juga dibutakan perihal segudang mimpi yang gue punya karena gue terlalu fokus melihat sisi gelap dari hidup. Padahal, dengan mimpi yang gue punya sekarang, menandakan paling tidak ada satu harapan di hidup gue. When there's hope, there is light despite all of the darkness. Gue punya cahaya yang bisa menuntun gue jalan dalam kegelapan, dalam realita yang bikin gue lupa untuk bermimpi.

Sekarang, gue gak akan takut untuk punya mimpi. Sekalipun pada akhirnya gue gak bisa mencapai itu, paling tidak gue bisa berjalan atau bahkan berlari untuk bisa ke titik yang gue pingin di masa depan. Itu artinya gue tau bahwa gue punya masa depan, gue tau bahwa once gue akan sampai disana, dengan segala usaha yang gue kerjakan. Gue harap, suatu saat mimpi-mimpi kalian juga akan terkabul, ya!❤️

Percaya deh, someday, somehow, kita akan tinggal di realita yang selama ini hanya ada dalam mimpi kita. Because your hopes and dreams are the forerunner of your future. Mereka itu cikal bakal dari masa depan kita semua.


You May Also Like

8 komentar

  1. Bener banger sih ka, tidak berhenti untuk bermimpi sampai saat ini terus aku mantapkan. Yaahhh walaupun memang tidak mudah untuk bisa sampai disana, kadang benar kita harus ke berbagai tempat terlebih dahulu untuk bisa mencapai pada tujuan yang sudah diimpikan sebelumnya... Kadang harus jadi dokter, kadang harus jadi putra duyung :D, kadang harus jadi A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z (yah walaupun cuma mimpi) atau malah terkadang setiap mimpi yang pernah dialami akan tiba saatnya itu terjadi secara nyata (De Javu) BISA SAJA.

    Tetap jalani yang saat ini lalu jangan lupa mimpi dan tujuan yang sudah kita buat selama ini. Aku ingin wisuda tahun ini :) SEMANGATTTTTT YEAY!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha jadi putri duyung terlalu disney kayaknya yaa mimpinya😅😂 Bener banget kak, intinya jangan pernah takut untuk bermimpi, sepahit apapun kenyataan dan sesulit apapun rintangannya, at least kita punya harapan, mau jadi apa di masa depan, mau bagaimana kedepannya. Kalau lama-lama musingin hidup yang sulit dan mikirin mimpi yang terlalu tinggi buat diraih malah bikin kita semakin gak punya arah karena bisa-bisa hidupnya insecure terus🙄

      Anyway, aku juga ingin wisuda tahun ini, nih. Semangat kita semuaa!!

      Hapus
  2. Pernah banget ngerasain kayak gitu. Kalau lihat penjelasan di internet, itu namanya quarter life crisis. Dimana kita jadi mikirin banyak hal soal masa depan. Jodoh, karir, impian, dll.
    Kadang saya juga bingung, mau diapain mimpi saya ini atau malah kadang merasa "kayaknya saya nggak punya mimpi. Nggak mampu menggapainya juga, sulit, udah ikutin alur hidup aja" tapi di saat2 tertentu saya capek sama hidup ini. Nggak punya impian itu rasanya hampa, saya juga pernah bikin list semua mimpi saya dan seneng karena beberapa udah dicoret. Walaupun takut sama mimpi yang ketinggian tapi jalan pelan-pelan sambil lihat ke depan, membayangkan impian yang terwujud itu jauh lebih tenang daripada nggak punya impian😊
    Btw, mbaknya mirip mbk gita savitri lho.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hoalah iya ya mbak! Aku gak kepikiran soal quarter life crisis pas nulis ini, padahal sebelum2nya sering baca tentang quarter life crisis dan ngerasa kayaknya diri ini bener2 lagi ada di tahap krisis usia pertengahan😅

      Btw bener banget lho mbak, gak punya mimpi justru bikin hidup kerasanya hampa karena kita gak tau apa yang mau diraih, bahkan gak sadar tujuan ngelakuin sesuatu itu apa. Contohnya buatku ya sekarang ini soal kuliah, tujuan awal tuh kayaknya besar banget, eh sekarang2 malah berganti haluan jadi "yang penting lulus aja". Sedih sebenernya😢 Makanya sebisa mungkin sekarang menata lg mimpi2 yang sempat terlintas, toh kalaupun gak bisa terwujud dalam waktu dekat, masih ada hari esok😂 dan selama hidup ya kita gak berhenti berproses. Semangat ya mbaa! Semoga sukses selalu dan semangat terus menggapai mimpi-mimpinya, terima kasih sudah berkunjung!😁🙏🏻

      Waduh mba bisa aja, gatau ini harus tersanjung apa gimana yak hehe😂

      Hapus
  3. Kadang punya mimpi sejuta dolar seperti Merry Riana kau realita dan sang pencipta gak ridho juga gak akan bisa terkabul kan. Tapi setidaknya dari semua mimpi yang kita inginkan kita pernah ambis untuk menggapai nya, iyap bener banget pengen jadi ini dan itu pasti butuh usaha. Nahh dari usaha itulah kita pernah merasakan misal bagaimana menjadi dokter seperti ka Aina. Makin kesini makin beranjak dewasa makin dipaksa untuk kekeh kan hati agar gak labil. Mulai bebenah diri menjadi lebih baik demi masa depan demi mimpi. Semoga bisa terkabul mimpi kita semua bukan hanya angan Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, sebaik-baiknya berproses adalah berusaha. Intinya gak apa-apa kalau punya mimpi banyak dan ketinggian😂, asal kita berusaha untuk paling nggak mencapai sekian persen dari mimpi yang sejuta itu. Aamiin, semoga semua mimpinya berakhir jadi kenyataan ya🤗

      Hapus
  4. Awl!!!
    Again, aku merasa kita sama soal ini, dulu aku orang yang ambis banget, punya segudang mimpi dan cita-cita seiring berjalannya waktu semuanya sirna satu persatu, jadi lebih realistis gitu..
    Dan sekarang emang jadi ga punya mimpi yang sebegitu nya sih, aku lebih fokus ke ngembangin dan memperbaiki diri, banyak hal dari diriku yang perlu dibenerin, untuk masa depan nantii..

    Semangaaat ya Awl..

    BalasHapus
    Balasan
    1. At some point, menjadi dewasa memang seperti otomatis aja gak sih dihadapkan sama realita yg bahkan membuat kita takut duluan untuk bisa bermimpi. Takut gak kecapai dan bikin sakit, takut kalau ekspektasinya ketinggian, takut kalau ternyata itu bukan sesuatu yg kita butuhkan, blablabla. Pokoknya serba takuut aja. Alhasil ya begini akhirnya, terlalu takut bermimpi di saat yg sama bikin kita juga terlalu fokus sama kehidupan nyata sampe2 kayak berjalan tanpa tujuan dan harapan.
      Meski gak punya mimpi yg spesifik buat dikejar, paling nggak kita masih punya harapan ya. Mengembangkan potensi dan memperbaiki diri adalah bukti kita masih punya tujuan dan harapan untuk menjadi seseorang yg lebih baik kok😊

      Semangat jugaaak ya Ufii💪🏻🤗

      Hapus